Abstract:
Penelitian ini mengkaji Komunikasi Antar Budaya dalam peranan budaya
Simalungun terhadap kehidupan bertoleransi di Simalungun. Peranan budaya
Simalungun terhadap kehidupan bertoleransi di Kabupaten Simalungun
menghasilkan sebuah budaya baru yang tidak memikirkan latar belakang etnis.
Penelitian ini bertujuan mengetahui apa saja aspek yang terlibat dalam proses
peleburan dua budaya yang menghasilkan budaya baru. Penelitian ini
menggunakan metode studi kasus deskriptif kualitatif yang menekankan pada
kasus tertentu yang terjadi pada objek analisis. Subjek penelitiannya adalah tiga
orang beretnis Batak Simalungun dan tiga orang beretnis Jawa yang tinggal di
Bandar Manik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa peleburan kedua budaya
yang berbeda akan terjadi apabila menghapuskan sifat etnosentrisme, yang
merupakan penyakit sosial di dalam kehidupan kebhinnekaan. Etnosentrisme
adalah suatu sikap ataupun pandangan yang berpangkal pada masyarakat dan juga
kebudayaannya sendiri, biasanya disertai prilaku dan pandangan yang cenderung
meremehkan masyarakat dengan kebudayaan yang berbeda. Sifat etnosentrisme
juga sangat fatal karena bisa mengakibatkan konflik dan juga jelas menghambat
akulturasi dan peleburan budaya. Adapun cara mengatasi sikap etnosentrisme
adalah bersikap terbuka dan mau mengenal budaya lain, memandang perbedaan
sebagai kekayaan bukan kekurangan, belajar memahami mengakui dan menerima
keanekaragaman. Puncak dari peleburan adalah toleransi karena memilih untuk
mengenal budaya lain adalah satu bentuk cinta Indonesia, semangat nasionalisme.
Dalam penelitian ini interaksi antarbudaya terjadi pada Etnis Batak Simalungun
dan Etnis Jawa yang berada di Bandar Manik. Penelitian ini mengarah pada
interaksi antarbudaya dalam salah satu tradisi dari Etnis Batak Simalungun yaitu
Marhobas yang merupakan tradisi milik Etnis Batak Simalungun dan bagaimana
tradisi Marhobas ini menjadi acuan terhadap kehidupan bertoleransi, serta respon
kelompok etnis Jawa sebagai suku pendatang mau mengenal dengan keterlibatan
mereka dalam tradisi tersebut. Sumber data dalam penelitian ini observasi dan
wawancara. Analisis data dalam penelitian ini dengan metode deskriptif kualitatif
dimulai dengan menelaah seluruh data yang tersedia dari berbagai sumber, yaitu
wawancara dengan informan dan pengamatan yang sudah dituliskan dalam
catatan lapangan. Tahapan dalam proses analisis data yaitu reduksi data, penyajian
data dan kesimpulan atau verifikasi.