Abstract:
Indonesia termasuk dalam kategori negara dengan tingkat kerawanan gempa yang
tinggi. Oleh karena itu diperlukan struktur bangunan yang mampu mengurangi
resiko kerusakan akibat gempa yang mengadung efek fling yang dapat
menyebabkan efek kerusakan yang signifikan pada bangunan. Struktur baja cukup
masif digunakan disetiap bangunan di Indonesia. Pada tugas akhir ini terdapat 3
jenis tingkat bangunan struktur baja berbresing eksentris khusus yang dimodelkan
yaitu 4 lantai, 8 lantai dan 16 lantai untuk dianalisis secara linear dan non linear.
Untuk analisis linear menggunakan gempa Bengkulu tanah sedang dan terdapat 20
rekaman gempa fling yang digunakan untuk analisis non linear. Analisa yang
digunakan adalah Respon Spektrum sebagai tahap desain dan Respon Riwayat
Waktu Linear dan Nonlinear sebagai tahap evaluasi, dengan alat bantu software
analisa struktur dan RUAUMOKO2D. Dari hasil analisis diperoleh nilai IDA
(Incremental Dynamic Analysis) untuk 4 lantai diperoleh SCT 3.75 g dan SMT 1.5 g
lebih besar dibandingkan dengan 8 dan 16 lantai dimana berturut-turut nilai
diperoleh SCT 1.2 g dan SMT 0.96 g dan SCT 2.06 g dan SMT 0.51 g. Dan nilai
CMR (collapse margin ratio) untuk 16 lantai diperoleh 4.03 g lebih besar
dibandingkan dengan 8 dan 4 lantai berturut-turut dimana diperoleh nilai 1.25 g
dan 2.5 g.