Abstract:
Minyak nilam merupakan salah satu komoditas industri minyak atsiri yang sangat potensial dikembangkan di Indonesia. Minyak nilam dihasilkan dari proses penyulingan daun dan batang tanaman nilam (Pogostemon Cablin Benth). Kadar minyak tertinggi terdapat pada daun dengan komponen utama penyusun minyak nilam ialah patchouli alcohol dan sebagian kecil norpatchoulenol. Kedua komponen tersebut memberi aneka bau khas minyak nilam. penyulingan minyak atsiri untuk jenis tanaman semak dan daun sebaiknya dilakukan dengan metode penyulingan uap dan air (water and steam distillation). Cara penyulingan dengan metode uap dan air merupakan penyulingan dengan tekanan uap rendah pada tekanan 1 atmosfir yang tidak menghasilkan uap dengan cepat sehingga panjangnya waktu penyulingan minyak atsiri menjadi hal yang sangat penting. Semakin panjang waktu penyulingan yang dibutuhkan jika ditinjau dari mutu dan rendemen minyak yang dihasilkan adalah hal yang baik. Adapun kelemahan dari metode ini yaitu tekanan uap yang dihasilkan relatif rendah sehingga belum bisa menghasilkan minyak atsiri dengan waktu yang cepat. Untuk menghasilkan rendemen minyak atsiri yang tinggi serta tingkat persentase patchouli alcohol yang tinggi diperlukan waktu cukup panjang, yaitu 6-8 jam per sekali suling. Diketahui bahwa waktu penyulingan minyak nilam terganttung dari isi ketel tersebut, jika bahan baku 5kg bahan baku memakan waktu 4jam lebih. Untuk bahan baku 3kg memakan waktu sekitar 2jam 30menit sedangkan bahan baku 89kg memakan waktu 14 jam. Efektivitas viskositas minyak nilam tergantung dari kekentalan minyak tersebut dengan ketetapan suhu 50 derajat celcius maka hasil yang di dapat untuk bahan baku 5kg viskositasnya 0,052778 x 260 =13,722 cst, untuk bahan baku 3kg viskositasnya 0,052778 x 72 = 3,8 cst dan untuk bahan baku 89kg viskositasnya 0,052778 x 1.849 = 97,586 cst. Semakin banyak steam yang masuk ke dalam kondensor, maka semakin banyak pula air yang masuk ke dalam kondesor sebagai media pendinginan
