Abstract:
Dra. Hj. Indrayani, M.Si
Meningkatnya jumlah pengguna sepeda motor di Kota Medan menjadikan pengguna
sepeda motor sebagai penyumbang kecelakaan terbesar. Banyak faktor-faktor yang
mempengaruhi tingkat kecelakaan tersebut, salah satu faktor yang dominan adalah
kesalahan manusia, karena perilaku saat berkendara dan tingkat kesadaran terhadap
peraturan berlalu lintas yang sangat kurang. Kurangnya pemahaman terhadap peraturan
berlalu lintas dipengaruhi oleh beberapa hal diantaranya adalah usia pengendara. Pada
usia tertentu khususnya di kalangan remaja, tingkat emosional seseorang itu sangat rentan
untuk berperilaku arogan di jalanan sehingga tidak memperdulikan pengguna jalan yang
ada di sekitarnya dan tingkat konsentrasi berkurang saat mengemudikan kendaraan.
Tujuan yang diharapkan dari penelitian ini adalah untuk menganalisa karakteristik dan
perilaku pengguna sepeda motor pada persimpangan jalan di Kecamatan Medan Timur
tepatnya Simpang Pasar 3 Krakatau Medan, Simpang Bambu II, dan Simpang Bambu 1,
dan untuk menganalisis perilaku pengendara sepeda motor antara usia pengendara,
pendidikan terakhir, dan profesi, terhadap kebijakan peraturan lalu lintas. Sistem
pengumpulan data yang digunakan adalah dengan metode wawancara berupa tanya
jawab. Tanya jawab ini meliputi pertanyaan yang mengukur keterampilan pengendara
dalam mengendarai kendaraannya, meliputi pengalaman dalam berkendara, dan keadaan
jasmani dan rohani pada saat berkendara, variabel selanjutnya pengetahuan, sikap,
persepsi juga perilaku. Berdasarkan hasil analisa data, maka dapat disimpulkan bahwa,
karakteristik pengguna sepeda motor di persimpangan bersinyal pada jalan di Kecamatan
Medan Timur tepatnya Simpang Pasar 3 Krakatau, Simpang Bambu II, dan Simpang
Bambu I, yaitu masih ditemui adanya pelanggaran dalam berlalu lintas. Diantaranya
menerobos lampu merah, tidak memakai helm, dan tidak menyalakan lampu utama.
Berbanding terbalik dengan data hasil tanya jawab langsung terhadap pengendara yang
hampir 100% berkendara dengan baik. Dan semakin tinggi usia, tingkat pendidikan dan
profesi pengendara, maka peluang untuk berkendara dengan baik akan semakin besar dan
memiliki persepsi yang baik terhadap kebijakan peraturan lalu lintas dalam keselamatan
berkendara.