Abstract:
Temulawak merupakan salah satu jenis tanaman obat – obatan.
Masyarakat indonesia sendiri biasanya mengkomsusi temulawak dari penjual
jamu di pasaran atau jamu gendong, yang biasanya berbentuk cair. Kurangnya
nilai tambah pengolahan minuman herbal temulawak ini, maka akan lebih efisien
lagi jika temulawak dijadikan serbuk agar memiliki nilai simpan yang lebih lama,
tetapi tidak mengurangi mutu dan kualiatas bahan serta kandungan yang terdapat
dalam temulawak. Enkapsulasi bertujuan untuk melindungi senyawa aktif yang
terdapat didalam bahan. Penelitian ini menggunakan metode Rancangan Acak
Lengkap (RAL) dengan dua faktorial. Faktor I adalah rasio bahan dengan aquades
(B) yang terdiri dari 3 taraf yaitu B1= 1:2, B2= 1:1, B3= 2:1. . Faktor II adalah
lama pengeringan yang terdiri dari 3 taraf yaitu T1= 3 jam, T2= 4 jam dan T3= 5
jam. Parameter pengamatan meliputi Densitas Filtrat, Rendemen, Kadar air,
Kadar abu, Aktivitas antioksidan, dan Organoleptik. Dari hasil analisis sidik
statistik pada setiap parameter: Rasio bahan dengan aquades memberikan
pengaruh yang berbeda sangat nyata pada taraf (P < 0,01) terhadap kadar air,
kadar abu, rendemen, organoleptik aroma dan warna. Lama pengeringan
memberikan pengaruh berbeda sangat nyata pada taraf (P < 0,01) terhadap kadar
air, kadar abu, rendemen, organoleptik warna.