Abstract:
Pengaruh Massa Bioadsorben Kulit Jeruk Nipis (Citrus
aurantifolia s) dan Lama Kontak Dalam Meningkatkan Kualitas Minyak Goreng
Bekas” dibimbing oleh bapak Misril Fuadi, S.P., M.Sc selaku ketua komisi
pembimbing dan bapak Syakir Naim Siregar, S.P., M.Si selaku anggota komisi
pembimbing.
Di Indonesia, kebiasaan menggunakan minyak goreng berulang masih
sangat tinggi. Penggunaan minyak goreng berulang sering dilakukan oleh pelaku
industri rumah tangga demi mendulang keuntungan yang lebih besar. Hasil
penelitian Martianto et al (2007) di kota Makasar menunjukkan masyarakat
miskin dan tidak miski menggunakan minyak goreng yang sama untuk
menggoreng 2 kali sebanyak 61,2%, 3 kali sebanyak 19,6%, dan 4 kali sebanyak
5,4%. United State Department of Agriculture (USDA) menyarankan untuk
membuang minyak goreng yang mengandung minyak goreng lebih dari 2%.
Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas minyak goreng bekas
dengan menggunakan bioadsorben kulit jeruk nipis.
Metode penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL)
faktorial yang terdiri dari dua faktor. Faktor I adalah massa bioadsorben (A)
dengan 4 perlakuan yaitu 5%, 10%, 15%, dan 20%. Faktor II adalah lama kontak
(L) yaitu 1 hari, 2 hari, 3 hari, dan 4 hari.
Parameter yang diamati meliputi bilangan peroksida, asam lemak bebas,
kadar air, dan organoleptik warna.
Bilangan Peroksida
Angka rasio penambahan bioadsorben kulit jeruk nipis memberikan
pengaruh yang berbeda sangat nyata (p<0,05) terhadap bilangan peroksida.
Bilangan peroksida tertinggi terdapat pada perlakuan A1 = 0,518% dan terendah
terdapat pada perlakuan A4 = 0,196%. lama waktu kontak memberikan pengaruh
tidak nyata (p>0,05) terhadap bilangan peroksida. Sehingga pengujian selanjutnya
tidak dilakukan. interaksi angka rasio dan lama waktu kontak bioadsorben kulit
jeruk nipis memberikan pengaruh berbeda tidak nyata (p>0,05) terhadap bilangan
peroksida sehingga pengujian selanjutnya tidak dilakukan.
Asam Lemak Bebas
Penambahan massa bioadsorben kulit jeruk nipis memberikan pengaruh
yang berbeda sangat nyata (p<0,01) terhadap Asam Lemak Bebas. Asam lemak
bebas tertinggi terdapat pada perlakuan A1 = 1,617% dan terendah terdapat pada
A4 = 1,394%. Lama waktu kontak memberikan pengaruh berbeda nyata (p>0,05)
terhadap asam lemak bebas. Asam lemak bebas tertinggi terdapat pada perlakuan
L1 = 1,512 dan terendah terdapat pada perlakuan L4 = 1,339. Interaksi angka rasio
dan lama waktu kontak bioadsorben kulit jeruk nipis memberikan pengaruh
berbeda tidak nyata (p>0,05) terhadap asam lemak bebas sehingga pengujian
selanjutnya tidak dilakukan.
Kadar Air
Angka rasio bioadsorben kulit jeruk nipis memberikan pengaruh yang
berbeda sangat nyata (p<0,01) terhadap kadar air. Kadar Air tertinggi terdapat
i
pada perlakuan A1 = 1,696% dan terendah terdapat pada perlakuan A4 = 0,523.
Lama kontak memberikan pengaruh tidak nyata (p>0,05) terhadap kadar air
sehingga pengujian selanjutnya tidak dilakukan. Interaksi angka rasio bioadsorben
kulit jeruk nipis dengan lama kontak memberikan pengaruh berbeda tidak nyata
(p>0,05) terhadap kadar air sehingga pengujian selanjutnya tidak dilakukan.
Organoleptik Warna
Angka rasio bioadsorben kulit jeruk nipis memberikan pengaruh yang
berbeda sangat nyata (p<0,01) terhadap organoleptik warna. Warna tertinggi
terdapat pada perlakuan A4 = 3,625 dan terendah terdapat pada perlakuan A1 =
2,750. Lama kontak biadsorben kulit jeruk nipis terhadap warna memberikan
pengaruh sangat nyata (p<0,01) terhadap warna. interaksi angka rasio dan lama
kontak bioadsorben kulit jeruk nipis memberikan pengaruh berbeda tidak nyata
(p>0,05