Abstract:
Indonesia merupakan negara yang rawan terhadap bencana gempa bumi, oleh karena
itu Indonesia memiliki peraturan perencanaan ketahanan gempa untuk struktur yang
terbaru SNI 1726-2019. Bangunan bertingkat tinggi merupakan struktur gedung yang
rentan terhadap gaya lateral sehingga harus dirancang dengan penahan gaya lateral.
Salah satu sistem penahan gaya lateral yaitu bresing. Pada tugas akhir ini
direncanakan struktur baja struktur baja berbresing konsentris 2 dimensi pada 3
model struktur 4, 8, dan 16 lantai yang dimodelkan terhadap 3 jenis metode
modifikasi penskalaan rekaman gempa yaitu metode PGA, metode RSA T1, dan
metode Spectral Matching untuk analisis linier dan analisis non linier. Model 1
memiliki tinggi 18.3 m (4 lantai) bentang 30.48 m dengan jenis tanah sedang (SD),
Model 2 memiliki tinggi 35.4 m (8 lantai) bentang 30.48 m dengan jenistanah sedang
(SD),Model 3 memiliki tinggi 69.5 m (16 lantai) bentang 30.48 m dengan jenis tanah
sedang (SD). Hasil analisa yang diperoleh menunjukkan nilai simpangan atap dalam
ketiga model dipengaruhi oleh nilai perioda setiap modelnya dan berat bangunan itu
sendiri. Nilai simpangan atap maksimum terjadi pada model 3 dan nilai rasio
maksimum terjadi pada model 4 lantai. Nilai maksimum untuk simpangan antar
lantai terjadi pada struktut model 16 lantai