Abstract:
Gerakan feminis merupakan gerakan para kaum perempuan untuk menolak
segala sesuatu yang berusaha untuk memarginalisasikan dan merendahkan oleh
kebudayaan yang dominan, baik dalam bidang politik, bidang ekonomi, dan
bidang sosial lainnya. Oleh Pramoedya Ananta Toer, cerita tentang seorang nyai
diangkat lewat tokoh Nyai Ontosoroh dalam roman Bumi Manusia. Pramoedya
menggambarkan, Nyai Ontosoroh tidak sekedar nyai yang hanya menjadi objek
seksual dan prestise sosial tuan kolonial. Nyai Ontosoroh menghadirkan dirinya
tidak lagi sekedar gundik, piaraan, dan pajangan tuannya. Begitu pun tabiat suka
serong yang dilekatkan pada nyai dibantah olehnya. Nyai Ontosoroh
menjelmakan dirinya menjadi sosok nyai yang berbeda. Rumusan masalah
dalam penulisan ini adalah ingin mencari tahu tentang bagaimana makna
simbolik nilai feminisme tokoh Nyai Ontosoroh dalam novel Bumi Manusia dan
tujuan dari penulisan ini adalah untuk mengetahui makna simbolik nilai
feminsme pada tokoh Nyai Ontosoroh. Metode penelitian yang digunakan
adalah penelitian kualitatif dengan teknik analisis semiotika Ferdinand de
Saussure. Pengumpulan data dilakukan terhadap 16 narasi. Hasil penelitian
menemukan penggambaran tokoh Nyai Ontosoroh pada novel Bumi Manusia
sangat kental dengan nilai-nilai feminisme, dimana terdapat unsur kebebasan,
kekuasaan, dan keadilan di dalamnya.