Abstract:
Sistem pergerakan lalu lintas khususnya di Medan masih belum baik sehingga
masih menyebabkan kemacetan, aliran lalu lintas tergolong campuran (mixed
traffic) bahkan didominasi oleh kendaraan roda dua. Pergerakan arus lalu lintas
tidak mengikuti aliran perlajur (lane indiscipline). Faktanya, prilaku pengemudi
untuk melakukan tindakan perpindahan antar lajur (lane changing) atau mendahului
tipe kendaraan lain (overtaking) sangat sering terjadi baik oleh pengguna roda dua
ataupun mobil. Arus jenuh dan panjang antrian terjadi pada saat jam puncak pada
setiap harinya. Arus jenuh dan panjang antrian terjadi pada saat jam puncak pada
setiap harinya. Volume lalu lintas yang terjadi pada saat jam puncak digunakan
sebagai pedoman untuk merencanakan suatu tindakan untuk mengurangi penyebab
terjadinya arus jenuh dan panjang antrian. Pada penelitian ini, akan digunakan
metode PKJI 2014 untuk menghitung arus jenuh dan software Vissim untuk
menghitung panjang antrian. Berdasarkan hasil penelitian disimpulkan bahwa nilai
arus jenuh simpang Kode B = 6472,8 SMP/Jam, simpang, simpang Kode U =
5133,6 SMP/Jam, simpang Kode T = 5580 SMP/Jam, Kode S = 3458,6 SMP/Jam
Bedasarkan Survei lapangan panjang antrian maksimum pada kaki simpang Jalan
Cemara (Barat)= 198,9 m dan nilai minium terkecil terjadi pada kaki simpang
Krakatau Ujung (selatan) = 56,7 m. Berdasarkan Simmulasi Vissim nilai pandang
antrian maksimum terjadi pada kaki simpang jalan Cemara (Barat) = 224.57 m dan
nilai minimum terjadi pada kaki simpang Krakatau Ujung (Utara)= 93,2 m