Abstract:
Simpang Empat Glugur Darat merupakan salah satu simpang di Medan Timur yang merupakan pertemuan antara JL. Putri Hijau, JL. Bambu II, JL. Kol Yos Sudarso dan JL. H. Adam Malik. Hasil pengamatan awal menunjukkan bahwa pada simpang tersebut sering terjadi kemacetan karena padatnya arus lalu lintas maupun gangguan pada ruas jalan terutama pada saat jam sibuk. Kemacetan di Kota Medan tidak dapat dihindarkan terutama pada titik-titik persimpangan baik di jalan-jalan protokol maupun di jalan kecil. Kemacetan ini mengakibatkan stress dan depresi bagi pengguna jalan dan meningkatnya polusi udara kota sehingga membuat kualitas kesehatan menurun. Untuk menguraikan kemacetan tersebut peneliti melakukan analisis tentang kapasitas, derajat kejenuhan, dan tundaan sehingga kemacetan tersebut dapat teruraikan. Menentukan alternatif yang tepat untuk memecahkan masalah yang terdapat pada simpang tersebut, dan memprediksi kinerja simpang pada 10 tahun mendatang. Pengambilan data primer dilakukan dilapangan selama tujuh hari dengan jam sibuk pagi 07.00 – 09.00, siang 11.00 – 13.00 dan jam sibuk sore 16.00-18.00 menggunakan Aplikasi counter sebagai penghitung data volume lalu lintas. Data sinyal lampu lalu lintas didapatkan di lapangan dengan cara menghitung setiap pendekat. Data sekunder yang digunakan diambil dari Badan Dinas terkait Kependudukan seperti Badan Pusat Statistik. Data yang diperoleh kemudian dianalisis menggunakan metode Simpang Bersinyal MKJI 1997. Hasil analisis kinerja simpang bersinyal Glugur pada kondisi eksisting menunjukkan hasil kurang baik. Kapasitas tertinggi pada lengan Selatan sebesar 2502,23 smp/jam, derajat kejenuhan tertinggi diantara 4 lengan tersebut adalah 0,86 pada lengan selatan, dan tundaan simpang tertinggi adalah 118,18 dtk/smp dengan panjang antrian 262,8 m pada lengan Utara