Abstract:
Dalam era globalisasi manusia dituntut untuk mampu beradaptasi dengan
teknologi yang semakin canggih, termasuk dalam dunia konstruksi. Produksi
semen dengan bahan dasar utama klinker yang mampu menghasilkan gas
karbondioksida untuk seluruh dunia dan serat sabut kelapa yang tidak mampu
diolah dengan baik sehingga menghasilkan produksi sampah yang cukup besar.
Perkembangan pembuatan beton cukup pesat salah satunya yaitu pada pembuatan
beton serat. Dewasanya hal tersebut diaplikasikan dengan metode SCC (Self
Compacting Concrete). Maka dari itu, dilakukan pengembangan material dengan
menggunakan abu sekam padi (ASP) sebagai bahan pengganti sebagian semen
yang diberikan 10% dari berat semen, dan penambahan variasi serat sabut kelapa
(SSK) untuk meninjau karakteristik pengaliran yang dilakukan dengan slump flow
test serta nilai kuat tekan dari beton tersebut. Penelitian ini dilakukan dengan
memperhatikan empat variasi campuran yaitu: 0%, 0,003%, 0,005%, dan 0,007%
serta digunakan dua faktor air semen yaitu 0,40, dan 0,43 untuk mengetahui hasil
yang lebih optimal. Hasil pengujian dari slump flow test menunjukkan penurunan
sebesar 3,64% dari variasi II – variasi IV yang disebabkan oleh abu sekam padi
dan serat sabut kelapa menyerap air cukup tinggi sehingga beton tersbut menjadi
mengental. Pengujian kuat tekan beton menghasilkan kuat tekan optimum pada
variasi 0% untuk kedua fas. Hal ini terjadi karena variasi I (0%) tidak terdapat
campuran abu sekam padi dan serat sabut kelapa yang mampu meningkatkan kuat
tekan beton.