Abstract:
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh konsentrasi jahe
emprit dan konsentrasi pektin buah bidara terhadap karakteristik fisik, kimia dan
organoleptik pada pembuatan permen jelly daun dan buah bidara.
Metode penelitian dilakukan dengan metode Rancangan Acak Lengkap
(RAL) faktorial yang terdiri dari dua faktor dengan dua kali ulangan. Faktor I
adalah Konsentrasi Jahe Emprit (E) yang terdiridari 4 taraf, yaitu : E1 = 3%, E2 =
7%, E3 = 11%, E4 = 15% dan faktor II adalah Konsentrasi Pektin Buah Bidara (P)
yang terdiridari 4 taraf, yaitu : P1 = 0,5%, P2 = 1%, P3 = 1,5%, P4 = 2%. Parameter
yang diamati adalah Kadar Gula Reduksi, Kadar Antioksidan, Kadar Air, Kadar
Abu, Total Padatan Terlarut, Organoleptik Rasa dan Organoleptik Tekstur. Hasil
analisa secara statistik pada masing-masing parameter memberikan kesimpulan
sebagai berikut.
Kadar Gula Reduksi
Dari daftar Lampiran 1 pengaruh konsentrasi jahe emprit berpengaruh
berbeda sangat nyata (p<0,01) terhadap parameter kadar gula reduksi. Nilai
tertinggi dapat dilihat pada perlakuan E4 = 23,87% dan nilai terendah terdapat
pada E1 = 18,81%. Pengaruh konsentrasi pektin buah bidara berpengaruh berbeda
sangat nyata (p<0,01) terhadap parameter kadar gula reduksi. Nilai tertinggi dapat
dilihat pada perlakuan P4 = 22,63% dan nilai terendah terdapat pada P1 = 20,94%.
Dari daftar Lampiran 1 interaksi perlakuan memberikan pengaruh yang berbeda
nyata (p<0,05) terhadap parameter kadar gula reduksi. Nilai tertinggi terdapat
pada perlakuan E4P4 dengan konsentrasi jahe emprit 15% dan konsentrasi pektin
buah bidara 2,00% = 24,03%. Sedangkan nilai terendah terdapat pada perlakuan
E1P1 dengan konsentrasi jahe emprit 3% dan konsentrasi pektin buah bidara
0,50% = 18,10%.
Kadar Antioksidan
Dari daftar Lampiran 2 pengaruh konsentrasi jahe emprit berpengaruh
berbeda sangat nyata (p<0,01) terhadap parameter kadar antioksidan. Nilai
tertinggi dapat dilihat pada perlakuan E4 = 26,90% dan nilai terendah terdapat
pada E1 = 15,22%. Pengaruh konsentrasi pektin buah bidara berpengaruh berbeda
sangat nyata (p<0,01) terhadap parameter kadar antioksidan. Nilai tertinggi dapat
dilihat pada perlakuan P4 = 21,86% dan nilai terendah terdapat pada P1 = 17,94%.
Dari daftar Lampiran 2 interaksi perlakuan memberikan pengaruh yang berbeda
sangat nyata (p<0,01) terhadap parameter kadar antioksidan. Nilai tertinggi
terdapat pada perlakuan E4P4 dengan konsentrasi jahe emprit 15% dan konsentrasi
pektin buah bidara 2,00% = 32,04%. Sedangkan nilai terendah terdapat pada
perlakuan E1P1 dengan konsentrasi jahe emprit 3% dan konsentrasi pektin buah
bidara 0,50% = 14,56%.
Kadar Air
Dari daftar Lampiran 3 pengaruh konsentrasi jahe emprit berpengaruh
berbeda sangat nyata (p<0,01) terhadap parameter kadar air. Nilai tertinggi dapat
dilihat pada perlakuan E4 = 15,16% dan nilai terendah terdapat pada E1 = 10,74%.
Pengaruh konsentrasi pektin buah bidara berpengaruh berbeda sangat nyata
(p<0,01) terhadap parameter kadar air. Nilai tertinggi dapat dilihat pada perlakuan
P4 = 14,97% dan nilai terendah terdapat pada P1 = 11,16%. Dari daftar Lampiran
3 interaksi perlakuan memberikan pengaruh yang berbeda nyata (p<0,05) terhadap
parameter kadar air. Nilai tertinggi terdapat pada perlakuan E4P4 dengan
konsentrasi jahe emprit 15% dan konsentrasi pektin buah bidara 2,00% = 18,64%.
Sedangkan nilai terendah terdapat pada perlakuan E1P1 dengan konsentrasi jahe
emprit 3% dan konsentrasi pektin buah bidara 0,50% = 9,50%.
Kadar Abu
Dari daftar Lampiran 4 pengaruh konsentrasi jahe emprit berpengaruh
berbeda sangat nyata (p<0,01) terhadap parameter kadar abu. Nilai tertinggi dapat
dilihat pada perlakuan E4 = 2,38% dan nilai terendah terdapat pada E1 = 0,81%.
Pengaruh konsentrasi pektin buah bidara berpengaruh berbeda sangat nyata
(p<0,01) terhadap parameter kadar abu. Nilai tertinggi dapat dilihat pada
perlakuan P4 = 1,60% dan nilai terendah terdapat pada P1 = 1,27%. Dari daftar
Lampiran 4 interaksi perlakuan memberikan pengaruh berbeda tidak nyata
(p>0,05) terhadap kadar abu.
Total Padatan Terlarut
Dari daftar Lampiran 5 pengaruh konsentrasi jahe emprit berpengaruh
berbeda sangat nyata (p<0,01) terhadap parameter total padatan terlarut. Nilai
tertinggi dapat dilihat pada perlakuan E4 = 14,90% dan nilai terendah terdapat
pada E1 = 12,56%. Pengaruh konsentrasi pektin buah bidara berpengaruh berbeda
sangat nyata (p<0,01) terhadap parameter total padatan terlarut. Nilai tertinggi
dapat dilihat pada perlakuan P4 = 15,38% dan nilai terendah terdapat pada P1 =
12,88%. Dari daftar Lampiran 5 interaksi perlakuan memberikan pengaruh
berbeda tidak nyata (p>0,05) terhadap total padatan terlarut.
Organoleptik Rasa
Dari daftar Lampiran 6 pengaruh konsentrasi jahe emprit berpengaruh
berbeda sangat nyata (p<0,01) terhadap parameter organoleptik rasa. Nilai
tertinggi dapat dilihat pada perlakuan E4 = 3,10% dan nilai terendah terdapat pada
E1 = 2,56%. Pengaruh konsentrasi pektin buah bidara berpengaruh berbeda nyata
(p<0,05) terhadap parameter organoleptik rasa. Nilai tertinggi dapat dilihat pada
perlakuan P4 = 2,92% dan nilai terendah terdapat pada P1 = 2,75%. Dari daftar
Lampiran 6 interaksi perlakuan memberikan pengaruh berbeda tidak nyata
(p>0,05) terhadap organoleptik rasa.
Organoleptik Tekstur
Dari daftar Lampiran 7 pengaruh konsentrasi jahe emprit berpengaruh berbeda
sangat nyata (p<0,01) terhadap parameter organoleptik tekstur. Nilai tertinggi
dapat dilihat pada perlakuan E4 = 3,03% dan nilai terendah terdapat pada E1 =
2,72%. Pengaruh konsentrasi pektin buah bidara berpengaruh berbeda sangat
nyata (p<0,01) terhadap parameter organoleptik tekstur. Nilai tertinggi dapat
dilihat pada perlakuan P4 = 3,00% dan nilai terendah terdapat pada P1 = 2,71%.
Dari daftar Lampiran 7 interaksi perlakuan memberikan pengaruh berbeda tidak
nyata (p>0,05) terhadap organoleptik tekstur.