Abstract:
Jalan raya merupakan prasarana transportasi yang sangat diperlukan, hal ini dikarenakan jalan merupakan penunjang berbagai sektor pembangunan, sarana aktifitas penduduk, dan untuk mempermudah hubungan dari suatu daerah kedaerah lain. Bertambahnya penduduk membuat pertumbuhan lalu lintas di daerah tersebut meningkat, namun pada kawasan Pembangunan Bendungan Lausimeme memerlukan jalan akses yang memadai. Oleh karena itu, perlu direncanakannya jalan yang menghubungkan ke Pembangunan Bendungan Lausimeme, demi memudahkan akses jalan di lokasi pembangunan tersebut. Perencanaan perkerasan jalan ini adalah untuk mendapatkan tebal struktur perkerasan lentur dengan menggunakan metode Standard Bina Marga, yaitu “Petunjuk Tebal Perkerasan Lentur Jalan Raya dengan Metode Analisa Komponen” (SKBI-2.3.26.1987) dan Metode AASHTO (1993). Dari hasil analisa Metode AASHTO (1993) didapat tebal lapisan pondasi bawah (Sub Base Coarse) den gan jenis bahan Sirtu/Pitrun (kelas C) sebesar 10 cm, lapisan pondasi atas (Base Coarse) dengan jenis batu pecah (kelas A) sebesar 20 cm, lapisan permukaan (Surface Coarse) dengan jenis Lapen sebesar 5 cm. Sedangkan untuk Metode Bina Marga didapatkan tebal lapisan pondasi bawah (Sub Base Coarse) dengan jenis bahan Sirtu/Pitrun (kelas C) sebesar 10 cm, lapisan pondasi atas (Base Coarse) dengan jenis bahan batu pecah (kelas A) sebesar 20 cm, lapisan permukaan (Surface Coarse) dengan jenis bahan Lapen sebesar 5 cm.