Abstract:
Gempa bumi merupakan suatu fenomena alam yang tidak dapat dihindari, tidak
dapat diramalkan kapan terjadi dan berapa besarnya, serta akan menimbulkan
kerusakan pada bangunan maupun jiwa bagi daerah yang ditimpanya dalam waktu
relatif singkat, seiring perkembangan zaman pembangunan juga ikut berkembang,
bangunan set-back merupakan pilihan yang atraktif bagi arsitek karena memiliki
nilai estetika yang lebih dibandingkan bangunan beraturan. Karena bangunan akan
dikaitkan dengan ketahanan / perilaku bangunan terhadap beban gempa maka
dalam hal ini bangunan set-back di disain menggunakan sistem outrigger. Sistem
outrigger adalah struktur pengaku, berupa lengan yang terikat pada core wall
hingga kolom terluar bangunan. Dari pemeriksaan parameter-paremeter struktur
diharapkan dapat diketahui mana perilaku struktur yang semakin baik atau apakah
penambahan outriger pada posisi tertentu menyebabkan perilaku struktur yang
kurang baik dan menjadi tidak efektif. Dalam tugas ini penulis membuat 4
pemodelan struktur dengan sistem ganda dan SRPMK. Berdasarkan hasil
persentase pengurangan simpangan untuk arah X pada Model 1 sebesar 0 %,
Model 2 sebesar 2,8 %, Model 3 sebesar 3,4 %, dan Model 4 sebesar 2,2 %.
Persentase pengurangan simpangan untuk arah Y pada Model 1 sebesar 0%, pada
Model 2,3 dan 4 pengurangan simpangan untuk arah Y cukup besar dibandingkan
arah X dikarenakan pada arah Y ada penambahan outrigger, dimana hasil
persentase arah Y untuk Model 2 sebesar 18,8 % , Model 3 sebesar 20,6 % dan
Model 4 sebesar 18,7 %.