Abstract:
Filler merupakan salah satu bahan yang berfungsi sebagai pengisi rongga-rongga dari
suatu campuran beraspal. Macam-macam bahan pengisi yang dapat digunakan ialah: abu
batu, abu cangkang sawit, portland cement (PC), dll. Persentase yang kecil pada filler
terhadap campuran beraspal, bukan berarti tidak mempunyai efek yang besar pada sifatsifat Marshall. Pengaruh filler sangat penting karena mampu mengikat rongga-rongga
agregat yang kosong. Banyaknya limbah abu cangkang sawit di pengolahan kelapa sawit
(PKS) yang dapat dimanfaatkan sebagai bahan pengisi campuran aspal. Tulisan ini
mencoba meneliti perbandingan antara pengaruh penggunaan filler dan tanpa
menggunakan filler terhadap sifat campuran dan juga untuk melihat pengaruh nilai vim,
vfa, vma, flow, stabilitas dengan parameter marshall test. Pada penelitian langkah
pertama yang dilakukan adalah pengecekan bahan yaitu aspal dan agregat harus
memenuhi persyaratan. Kemudian dicari Kadar Aspal Optimum dimana didapatkan
masing-masing sebesar (5.90%, 6.05%. 6.10%). Hasil tersebut didapat dari nilai masing
masing persentase abu cangkang sawit. Yaitu: campuran normal, dan campuran
menggunakan filler sebanyak (2%, 4%) dengan KAO tersebut yang menggunakan variasi
abu cangkang sawit (2%, 4%) dan campuran normal didapatkan data Marshall Test,
memenuhi seluruh persyaratan yang terdapat dispesifikasi Departemen Pekerjaan Umum
tahun 2010 Revisi III. Dari hasil analisis diperoleh nilai rata-rata: stabilitasnya (999 kg,
930 kg, 1020kg), flow (3,24 mm, 2,52mm, 2,55 mm), AIR VIODS (4,65%, 4,48%,
3,66%) dan PRD (4.87%, 4,72%, 4,64%), VMA (16,68%, 16,62%, 15,84%), dan VFB
nya (72,22%, 73,02%, 76,91%). Sehingga dapat disimpulkan bahwa kandungan ketiga
campuran memenuhi seluruh persyaratan spesifikasi umum divisi VI revisi III dan
dijadikan bahan alternatif menggantikan semen