Abstract:
Indonesia adalah sebuah negara dengan aktifitas gempa bumi tektonik yang
tinggi. Dari segi geologi lokasi Indonesia terletak pada 4 lempeng tektonik utama
yaitu lempeng Eurasia, Indo-Australia, Pasifik, dan Filipina. Saat ini, semakin
sempitnya lahan di kota-kota besar mengharuskan pola pembangunan gedung
secara vertikal. Pembangunan gedung secara vertikal sangat rentan terhadap
bahaya beban lateral seperti angin dan gempa bumi. Metode perencanaan yang
terus dikembangkan dalam dunia teknik sipil dan dapat digunakan untuk
merencanakan bangunan tingkat tinggi, salah satunya adalah penerapan dan
penggunaan sistem outrigger pada bangunan tingkat tinggi. Penggunaan outrigger
dapat mengurangi momen yang terjadi pada core wall beserta kolom dinding inti.
Analisa yang digunakan pada tugas akhir ini adalah analisis respon spektrum
berdasarkan peraturan gempa SNI 1726:2012. Dalam tugas akhir ini terdapat 4
Model struktur bangunan gedung, dimana Model 1 didesain menggunakan rangka
baja dan beton komposit pemikul momen khusus, Model 2 outrigger diletakkan
pada dua sisi arah y bangunan. Model 3 outrigger di letakkan pada dua sisi arah x
bangunan dan Model 4 outrigger di letakkan pada dua sisi arah x dan y bangunan.
Input beban sama pada setiap model. Gedung memiliki 40 lantai dengan tinggi
keseluruhan 140,5 m. Dimensi disamakan dan disesuaikan dengan kebutuhan
desain. Bangunan di modelkan dan analisis struktur menggunakan bantuan
program ETABS Ver. 16, dari analisis yang telah dilakukan diperoleh tebal pelat
lantai 20 cm dan pelat atap 15 cm, dimensi kolom yang digunakan baja dan beton
komposit CFT 1200.1200.80.80 untuk lantai 1-15, CFT 1100.1100.80.80 untuk
lantai 16-30, CFT 1000.1000.80.80 untuk lantai 31-40, dimensi balok induk WF
933.423.24.42,7 untuk lantai 1-15, balok induk WF 927.422.22,5.39,9 untuk lantai
16-30, balok induk WF 920.421.21,5.36,6 untuk lantai 31-40, dimensi balok anak
WF 539.332.14,9.25, dan dimensi outrigger WF 933.423.24.42,7