Abstract:
Indonesia adalah salah satu negara berkembang, terus melakukan pembangunan.
Termasuk pembangunan-pembangunan gedung tingkat tinggi. Namun, mengingat
letak geografis wilayah Indonesia yang memiliki intensitas gempa yang cukup
tinggi, diperlukan perencanaan khusus dalam pembangunan gedung tingkat tinggi
untuk menanggulangi hal tersebut. Penggunaan sistem-sistem penahan gaya
lateral pada struktur gedung dianggap sebagai solusi. Sistem Rangka Breising
Konsentrik salah satunya. Tugas Akhir ini, bertujuan mengetahui perilaku
bangunan terhadap letak penempatan sistem penahan gaya lateral. Breising
berfungsi sebagai pengaku yang menerus sampai ke pondasi dirancang untuk
menahan gaya geser, gaya lateral akibat gempa bumi. Analisa yang digunakan
pada tugas akhir ini adalah analisis respon spektrum berdasarkan peraturan gempa
SNI 1726-2012. Dalam tugas akhir ini terdapat 4 Model dengan penempatan letak
breising tipe K yang sama dengan ketinggian yang berbeda, yaitu Model dengan
jumlah lantai 3 model 1, 6 sebagai model 2, 12 sebagai model 3 dan 24 sebagai
model 4.link di letakkan pada dua sisi arah y dan x pada bangunan, Model 1 dan 2
dengan profil balok yang sama serta jarak panjang link yang sama. Model 3 dan 4
dengan balok yang sama serta jarak panjang link yang sama pula. input beban
sama pada setiap model. Bangunan di modelkan menggunkan bantuan program
ETABS. Hasil analisis pada model 1 simpangan antar tingkat rata-rata sebesar
0,79 m, model 2 simpangan terjadi sebesar 0,15 m, model 3 simpangan terjadi
sebesar 0,69 m dan model 4 simpangan terjadi sebesar 0,27 m. Meskipun, pada
model 2 simpangan terjadi lebih kecil, namun penggunaan sistem gaya lateral
yang tidak simetris menyebabkan bangunan mengalami perilaku yang lebih
kompleks dan memiliki gaya geser yang lebih besar