Abstract:
Menjelang pemilihan umum atau kepala daerah biasanya tidak jarang
media massa yang terjerat kepentingan politik. Hal tersebut membuat masyarakat
berfikir kurangnya integritas dari suatu media massa dan ditambah dengan rasa
kurang percaya masyarakat terhadap pemerintah yang kurang memihak
masyarakat. Kota Medan mencatat rekor angka golput tertinggi pada PILKADA
serentak 2015 yakni sebesar 74,44%. Kehadiran Lembaga penyiaran publik
menjadi penting karena biasanya lembaga penyiaran komersial menjelang
PILKADA telah gagal menjadi agen demokrasi untuk bersifat netral dan hanya
melayani kepentingan penguasa yang dominan atau segelintir elit.
Berdasarkan uraian tersebut penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
peranan lembaga penyiaran publik RRI Medan terhadap PILKADA serentak 2018
dalam meningkatkan kesadaran memilih masyarakat dan menggunakan teori
agenda setting dengan menggunakan penelitian deskriptif kualitatif. Dengan data
primer peneliti dapatkan dari wawancara dengan pihak RRI Medan dan Informan
peneliti yaitu masyarakat yang mendengarkan RRI Medan serta data sekunder
yang peneliti dapatkan dari RRI Medan, literatur dari berbagai referensi dan
media seperti buku dan internet.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa RRI Medan berperan terhadap
PILKADA dalam meningkatkan kesadaran memilih masyarakat dalam
menyampaikan informasi, pendidikan, kontrol sosial, menghubungkan masyarakat
dan membentuk pendapat umum. Namun kesadaran memilih masyarakat tidak
bisa disamaratakan karena ada faktor-faktor pendukung untuk menumbuhkan
minat yaitu jenis kultur politik dimana individu itu tumbuh darinya atau
kepribadian politik yang terbentuk darinya, berbagai revolusi dari perubahan
budaya yang terjadi dimasyarakat, berbagai kemampuan dan kecakapan khusus
yang dimiliki individu, juga tingkat pendidikannya.