Abstract:
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana perbedaan teknis pengolahan padi sawah sistem irigasi dan tadah hujan, untuk mengetahui perbandingan produktivitas dan pendapatan padi sawah sistem irigasi dan tadah hujan, untuk mengetahui kelayakan usahatani padi sawah sistem irigasi dan tadah hujan.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah untuk metode daerah penelitian ditentukaan secara purposive, untuk metode penentuan sampel digunakan proportionated stratified random sampling (pengambilan sampel secara acak) berdasarkan strata luas lahan. Menutur Arikunto, apabila kurang dari 100 lebih baik diambil semuanya, subjek yang diambil yaitu 25% dengan jumlah populasi maka sampel yang di peroleh 40 dimana 20 petani irigasi, 20 petani tadah hujan.metode analisis data yang digunakan adalah metode deskriptif dan statistik nonprametrik uji wilcoxon serta analisis kelayakan usaha.
Dari hasil penelitian diperoleh : Terdapat perbedaan tahapan-tahapan pengelolan usahatani antara padi sawah sistem irigasi dan tadah hujan; terdapat perbedaan produktivitas dan pendapatan petani sawah irigasi dan tadah hujan , dimana produktivitas petani irigasi yaitu 3.05 ton/ha dan produktivitas petani sawah tadah hujan 2,64 ton/ha. Sedangkan pendapatan petani irigasi lebih tinggi dibandingkan petani tadah hujan dimana rata-rata pndapatan petani padi sawah irigasi sebesar Rp7.777.974/ha dan petani sawah tadah hujan yaitu Rp6.107.993. Usahatani padi sawah sistem irigasi layak untuk diusahakan karena > 1 dimana R/C padi sawah irigasi 2,66 dan tadah hujan 2,06 serta B/C sawah irigasi 1,66 dan tadah hujan 1,06 artinya usahatani padi sawah irigasi lebih layak dibandingkan sawah tadah hujan. BEP Produksi sebesar 1.137,5 kg/ha dan tadah hujan 1.222,37 kg/ha, ini menunjukkan bahwa usahatani padi sawah sangat menguntungkan karena dibawah produksi/ha. Sedangkan BEP padi sawah irigasi sebesar Rp1.527,7/kg dan tadah hujan Rp2.316,26/kg, ini menunjukkan BEP harga sangat menguntungkan karena harga dibawah Rp4.100/kg.