Abstract:
Sebuah film bisa menjadi komunikator atau sebagai perantara dalam
komunikasi, hal ini dikarenakan sebuah film bisa berhubungan langsung dengan
masyarakat penontonnya. Film dapat mencerminkan kebudayaan bangsa dan
mempengaruhi kebudayaan itu sendiri serta film juga merupakan salah satu faktor
utama yang dapat membangun stereotipe atas suatu kebudayaan tertentu. Di
dalam film Uang Panai karya Halim Gani Safia yang mengisahkan kisah dua
pasangan yang ingin menikah namun terbendung dengan persyaratan adat bugis
yaitu uang panai atau uang mahar yang fantastis. Film ini kental akan budaya
Bugis-Makasar didalamnya. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui budaya
Bugis-Makasar dan arti Uang Panai yang direpresentasikan dalam film “Uang
Panai karya Halim Gani Safia”
Penelitian ini menggunakan teori yang berkaitan dengan komunikasi,
komunikasi massa, komunikasi budaya, media massa, film, representasi, budaya
Bugis-Makasar, semiotika serta semiotika Roland Barthes. Penelitian ini
menggambarkan bagaimana nilai-nilai budaya serta apa makna uang panai/mahar
dalam kebudayaan Bugis-Makasar.
Metode analisis yang digunakan adalah penelitian kualitatif dengan
pendekatan analisis semiotika Roland Barthes. Sebagai sebuah penelitian
kualitatif, penelitian ini hanya memaparkan makna dari scene(potongan adegan),
tidak mencari hubungan, tidak menguji hipotesis atau membuat prediksi. Data
dalam penelitian ini adalah data kualitatif (data yang bersifat tanpa angka-angka
atau bilangan).
Hasil penelitian dan keseimpulan dari film ini telah merepresentasikan budaya
Bugis-Makasar didalamnya, mulai dari nilai-nilai budaya, tradisi pernikahan
budaya bugis-makasar, dan juga arti uang mahar dalam budaya bugis (Uang
Panai) yang ditampilkan melalui potangan-potongan adegan(scene).