Abstract:
Serat selulosa merupakan jenis fiber organik disamping itu terdapat juga fiber
anorganik seperti asbes, dan gelas. Selulosa adalah serat yang berbentuk pita
(ribbon type) dan penampangnya datar. Pada bagian seratnya mudah patah dan
sobek yang dapat menambah luas permukaan yang membutuhkan jumlah aspal
yang lebih banyak dalam campuran, sehingga kadar aspal yang dipakai dapat
efektif mengikat dan menyelimuti agregat serta memberikan lapisan film aspal
yang cukup tebal. Sebagai bahan tambah di dalam campuran Laston AC-BC
adalah menggunakan bahan aditif Selulosa yang berasal dari serat Eceng
Gondok, tanaman ini merupakan suatu gulma air yang sekali tumbuh dan
berkembang ternyata mempunyai kandungan serat selulosa cukup tinggi, yakni
berkisar 60. Tulisan ini mencoba meneliti tanaman serat eceng gondok yang
banyak sekali di Indonesia. Seratnya yang dapat dimanfaatkan sebagai bahan
penambah dalam campuran aspal karena jumlahnya yang sangat banyak.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar nilai karakteristik
Marshall pada campuran aspal dengan menggunakan serat eceng gondok yang
sesuai dengan Spesifikasi Umum Bina Marga 2018. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa penggunaan serat eceng gondok akan mempengaruhi karakteristik
campuran aspal. Dari data Marshall Test yang didapatkan diperoleh nilai tertinggi
stabilitasnya sebesar 1503,30 kg, bulk density sebesar 2,365 gr/cc, flow sebesar
4,00 mm, void mineral aggregate sebesar 15,25%, Air Voids 3,73% Sehingga
dapat memenuhi persyaratan Marshall Test.