Abstract:
Bubuk Gypsum (Cornive Adhesive) terbentuk karena pengendapan air laut dengan
kadar kalsium yang mendominasi pada mineralnya. Gypsum merupakan mineral
sulfat yang terdapat dalam batuan sedimen yang tersusun dari kalsium sulfate
dehydrate, yang memiliki rumus kimia CaSO4, 2H20. Dalam bentuk murni,
gypsum berupa kristal berwarna putih dan berwarna abu-abu, kuning, jingga, atau
hitam bila kurang murni. Gypsum dibagi menjadi dua jenis, yaitu anhidrit
(gypsum yang disuling dibentuk dari 29,4% zat kapur/Ca dan 23,5% belerang/S)
dan dehydrate (berisi CaSO4 dan 2H2O serta air). Sebagai bahan tambah di dalam
campuran LASTON AC-BC adalah Bubuk Gypsum (Cornive Adhesive) dengan
kadar 5%, 6%, dan 7%. Tulisan ini mencoba meneliti pengaruh Bubuk Gypsum
(Cornive Adhesive) terhadap campuran Laston AC-BC. Penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui seberapa besar nilai karakteristik Marshall pada campuran
aspal dengan menggunakan Bubuk Gypsum (Cornive Adhesive) yang sesuai
dengan Spesifikasi Umum Bina Marga 2018. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa penggunaan Bubuk Gypsum (Cornive Adhesive) akan mempengaruhi
karakteristik campuran aspal. Hasil Marshall test yang didapatkan, dengan nilai
tertinggi dalam keadaan aspal optimum dan memenuhi spesifikasi Bina Marga
2018 terdapat pada campuran aspal dengan penambahan Bubuk Gypsum (Cornive
Adhesive) 5%, dimana diperoleh nilai Stabilitas sebesar 1.405,35 kg, Bulk Density
2,343 gr/cc, Flow 3.75 mm, VIM 3,03% dan VMA sebesar 15,39%.