| dc.description.abstract |
Beton merupakan material utama dalam pembangunan infrastruktur, namun
tingginya kebutuhan semen Portland menimbulkan dampak lingkungan melalui
emisi CO2 yang signifikan. Upaya pengurangan penggunaan semen dapat
dilakukan melalui pemanfaatan abu sekam padi sebagai bahan substitusi
mengingat produksi abu sekam padi di Indonesia sangat banyak karena
merupakan pangan pokok masyarakat, serta penambahan superplasticizer seperti
Sikacim Concrete Additive untuk meningkatkan kinerja beton. Melihat geografis
Indonesia yang terdiri dari daratan dan lautan yang sangat luas sehingga kondisi
lingkungan yang berpotensi terpapar intrusi air laut sangatlah besar, penelitian ini
difokuskan pada kombinasi abu sekam padi dan Sikacim Concrete Additive dalam
upaya memperoleh beton yang lebih kuat dan tahan terhadap lingkungan agresif.
Substitusi abu sekam padi yang ditambahkan sebesar 10% dari jumlah berat
semen. Sedangkan untuk Sikacim Concrete Additive sebesar 0,9%. Air laut
digunakan sebagai cara perawatan dengan perendaman beton selama 28 hari untuk
dapat membandingkannya dengan perendaman dengan air tawar. Hasil penelitian
ini menunjukkan bahwa ketiga variable baru tersebut berpengaruh pada kuat tekan
beton. Untuk beton normal di dapatkan kuat tekan sebesar 11,48 MPa. Variasi
beton dengan kuat tekan yang lebih tinggi terdapat pada variasi BAP+SK AL
dengan kuat tekan sebesar 12,35 MPa, BSK dengan kuat tekan 13,89 MPa, dan
yang paling tinggi Adalah BSK AL dengan kuat tekan 16,15 MPa. Dari hasil ini
didapat Kesimpulan bahwa dari dari hasil ini didapat kesimpulan bahwa abu
sekam padi akan mengikat lebih kuat ketika ditambah dengan Sikacim, hal ini di
karenakan kandungan silica pada abu sekam padi yang rendah sehingga menyerap
banyak air. Namun, dengan perendaman air laut kuat tekan betonnya lebih baik
dikarenakan abu sekam padi tidak menyerap air sebanyak di perendaman air
tawar. |
en_US |