Abstract:
Masa remaja merupakan fase penting dalam pembentukan jati diri dan karakter
individu. Remaja menghadapi berbagai tantangan dari pengaruh lingkungan,
pergaulan bebas, teknologi, hingga arus globalisasi yang dapat memicu
penyimpangan perilaku, seperti kurang disiplin, rendahnya kepedulian sosial, serta
melemahnya akhlak Islami. Masjid tidak hanya berperan sebagai tempat ibadah,
tetapi juga sebagai pusat pembinaan moral, spiritual, dan sosial. Remaja Masjid
Nurul Iman di Desa Pematang Pelintahan, Kabupaten Serdang Bedagai, menjadi
wadah pembinaan generasi muda agar berkarakter Islami, disiplin, dan peduli
sosial. Penelitian bertujuan mengetahui model komunikasi yang diterapkan Remaja
Masjid Nurul Iman dalam membentuk karakter anggotanya. Metode penelitian
menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif dengan teknik pengumpulan data
melalui wawancara, observasi, dan dokumentasi. Analisis data dilakukan dengan
model interaktif Miles dan Huberman, meliputi reduksi data, penyajian data, dan
penarikan kesimpulan, serta berlandaskan teori komunikasi Harold D. Lasswell.
Hasil penelitian ini adalah, pertama, ketua dan anggota remaja masjid berperan
sebagai komunikator yang menyampaikan pesan tentang akhlak Islami, disiplin,
tanggung jawab, dan solidaritas. Kedua, pesan berfokus pada penguatan moral,
kepedulian sosial, kerja sama, dan nilai religius melalui rapat, pengajian, dan
kegiatan sosial. Ketiga, media yang digunakan mencakup pertemuan tatap muka,
rapat internal, WhatsApp Group, Instagram, Facebook, dan pengumuman di masjid.
Keempat, sasaran utama pembinaan adalah anggota internal, meski kegiatan juga
melibatkan remaja sekitar. Kelima, efek yang dihasilkan berupa terbentuknya
remaja disiplin, peduli sosial, berakhlak Islami, serta mampu menjadi agen
perubahan di lingkungannya.