Abstract:
Bekisting konvensional yang biasanya terbuat dari kayu atau tripleks, telah lama
digunakan dalam berbagai proyek konstruksi. Meskipun material ini mudah
diperoleh dan relatif murah, bekisting konvensional memiliki beberapa kelemahan,
seperti durabilitas rendah, waktu pemasangan yang lama, dan potensi pemborosan
material. Sebagai alternatif, bekisting aluminium semakin banyak digunakan
karena dianggap lebih efisien dalam hal waktu pemasangan dan dapat digunakan
kembali dalam jangka panjang. Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan
efisiensi waktu dan biaya penggunaan bekisting konvensional dan bekisting
aluminium pada proyek pembangunan Gedung Rumah Sakit SEAH Medan.
Metode bekisting konvensional menggunakan material kayu dan tripleks,
sedangkan bekisting aluminium berbahan panel aluminium yang dapat digunakan
berulang kali. Analisis dilakukan dengan menghitung biaya material, upah tenaga
kerja, dan durasi pemasangan untuk pekerjaan kolom, balok, dan plat lantai
menggunakan dua pendekatan, yaitu Analisa Harga Satuan Pekerjaan (AHSP) 2024
dan SNI 7394:2008. Hasil penelitian menunjukkan bahwa bekisting aluminium
lebih efisien dalam hal waktu dan biaya. Total biaya bekisting konvensional dengan
AHSP 2024 adalah Rp8.484.116.274,50, sedangkan dengan SNI 7394:2008
mencapai Rp12.009.907.319,37. Sementara itu, biaya bekisting aluminium hanya
Rp4.986.407.834,10. Dari segi waktu, bekisting konvensional membutuhkan 364
hari, sedangkan bekisting aluminium hanya 157 hari untuk menyelesaikan
pekerjaan. Maka, dari penelitian ini bekisting aluminium lebih unggul dalam
efisiensi waktu dan biaya dibandingkan bekisting konvensional, sehingga lebih
direkomendasikan untuk proyek konstruksi bertingkat seperti Gedung Rumah Sakit
SEAH Medan.