Abstract:
Indonesia yang berada pada Cincin Api Pasifik memiliki risiko gempa tinggi
sehingga rumah sakit sebagai fasilitas vital perlu dirancang tahan gempa. Penelitian
ini membandingkan kinerja seismik dan efisiensi material struktur Rumah Sakit
Columbia Asia Medan dengan dua sistem, yaitu Sistem Rangka Pemikul Momen
Khusus (SRPMK) dan Sistem Ganda dengan basement. Analisis menggunakan
ETABS 22 mencakup perioda dominan, simpangan antar lantai, kontribusi elemen
lateral, ketidakberaturan torsi, ketidakberaturan vertikal, serta kebutuhan beton dan
tulangan. Hasil menunjukkan Sistem Ganda lebih unggul dibanding SRPMK,
dengan perioda dominan lebih pendek (X = 1,014 detik; Y = 1,002 detik),
simpangan antar lantai lebih kecil (maks. 15,31 mm dibanding 43,43 mm), serta
kontribusi dinding geser signifikan (25,37% arah X; 26,88% arah Y).
Ketidakberaturan horizontal berupa torsi lebih sering terjadi pada SRPMK,
sedangkan Sistem Ganda lebih stabil dengan jumlah lantai terdampak lebih sedikit.
Dari sisi ketidakberaturan vertikal, kedua sistem memenuhi persyaratan sehingga
tidak terjadi soft story maupun weak story. Dari segi material, meskipun volume
beton Sistem Ganda meningkat 16,36%, kebutuhan tulangan lebih hemat 1,10%
karena rasio tulangan terhadap beton lebih rendah (0,28 ton/m³ dibanding 0,32
ton/m³). Dengan demikian, Sistem Ganda dengan basement lebih sesuai untuk
rumah sakit karena memberikan kekakuan, deformasi terkendali, stabilitas, serta
efisiensi material yang lebih baik.