Abstract:
Bekisting merupakan salah satu pekerjaan utama dalam konstruksi bangunan
gedung yang memiliki kontribusi signifikan terhadap biaya dan durasi proyek.
Efisiensi dalam penggunaan bekisting dapat dicapai melalui metode rotasi, yaitu
pemanfaatan ulang material bekisting pada siklus pekerjaan lantai berikutnya.
Namun, pemilihan metode rotasi yang tepat perlu dianalisis agar diperoleh
keseimbangan antara kebutuhan material, biaya, dan waktu pelaksanaan. Penelitian
ini bertujuan untuk menganalisis perbandingan tiga metode rotasi bekisting, yaitu
rotasi 2 lantai, 2,5 lantai, dan 3 lantai pada proyek pembangunan Rumah Sakit
SEAH. Analisis dilakukan dengan menghitung produktivitas tenaga kerja,
kebutuhan material, durasi pelaksanaan, dan total biaya pekerjaan bekisting pada
setiap skenario rotasi. Data lapangan diperoleh melalui pengamatan, wawancara,
serta dokumen proyek, kemudian diolah untuk menghasilkan simulasi durasi dan
biaya masing-masing alternatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa metode rotasi
bekisting 3 lantai merupakan pilihan paling optimal dengan durasi tercepat, yaitu
123 hari, atau lebih cepat 15,75% dibanding metode 2,5 lantai dan 32,42%
dibanding metode 2 lantai. Dari sisi biaya, metode ini membutuhkan total Rp.
6.555.690.656 miliar, lebih murah 8,45% dibanding metode 2,5 lantai, dan 18,75%
dibanding metode 2 lantai. Keunggulan metode ini dicapai berkat ketersediaan
material yang lebih banyak sehingga rotasi kerja dapat berlangsung cepat, meskipun
konsekuensinya adalah kebutuhan modal awal yang lebih besar. Dengan demikian,
dapat disimpulkan bahwa metode rotasi bekisting 3 lantai memberikan efisiensi
waktu dan biaya terbaik pada proyek pembangunan gedung rumah sakit umum
SEAH Medan.