| dc.description.abstract |
Pada tempat pabrikasi batu bata banyak batu bata yang pecah ataupun retak
mengakibatkan harga jual yang rendah dalam hal ini akan membuat batu bata
dibuang dan menjadi limbah, hal ini dapat digunakan kembali dalam produksi beton
(Alfiqry, 2019). Pecahan digunakan sebagai pengganti agregat halus pada material
beton. Karena kandungan bata, mengandung silika oksida, yang dapat digunakan
sebagai bahan tahan api dan pelindung panas suhu tinggi. Oleh karena itu, sangat
penting untuk menggunakan limbah batu bata untuk mengevaluasi kuat tarik beton.
Dengan memanfaatkan limbah batu bata pada pembuatan beton, maka dapat
diharapkan dapat menghasilkan kontruksi yang lebih ramah lingkungan dengan
kualitas yang tidak jauh berbeda. Persentase penggunaan limbah bata bakar adalah
25%, 50%, dan 75% dari berat agregat halus. Hasil pengujian menunjukkan bahwa
kuat tarik belah beton normal 28 hari sebesar 3,067 Mpa, sementara variasi
campuran menghasilkan kuat tarik belah sebagai berikut: BBB25% (28 hari)
sebesar 2,453 MPa (penurunan 20%), BBB50% (28 hari) sebesar 1,746 MPa
(penurunan 43,08%), dan BBB75% (28 hari) sebesar 1,038 MPa (penurunan
66,15%), Sedangkan kuat tarik belah beton normal 14 hari sebesar 2,642 Mpa,
dengan variasi campuran menghasilkan kuat tarik belah sebagai berikut: BBB25%
(14 hari) sebesar 1,887 MPa (penurunan 28,57%), BBB50% (14 hari) sebesar 1,321
MPa (penurunan 48,21%), dan BBB75% (28 hari) sebesar 0,991 MPa (penurunan
62,50%), Variasi campuran yang memberikan hasil kuat tarik belah paling optimal
adalah BBB25% (28 hari) sebesar 2,453 MPa mengalami penurunan sebesar 20 %.
semakin kecil variasi penggunaan pecahan bata bakar semakin mendekati hasil nilai
kuat tarik belah dengan beton normal tetapi jika semakin besar variasi
persentasenya, maka hasilnya akan sangat jauh didapat. |
en_US |