Abstract:
Penelitian ini mengkaji dampak transformasi tata guna lahan terhadap kinerja jalan
di ruas Kolonel Bejo, Medan, yang mengalami perubahan fungsi dari kawasan
permukiman menjadi pusat perdagangan dan jasa. Fokus utama analisis meliputi
evaluasi peningkatan volume lalu lintas, penurunan kapasitas jaringan jalan, serta
efektivitas pelebaran jalan sebagai solusi teknis. Metodologi penelitian
menggabungkan pendekatan kuantitatif deskriptif melalui survei lapangan
(pengukuran volume kendaraan, hambatan samping, dan parameter geometrik)
dengan data sekunder Lalu Lintas Harian Rata-rata (LHR) periode 2022–2025.
Hasil penelitian menunjukkan peningkatan volume lalu lintas signifikan dari
7.358,85 menjadi 73.488,1 kendaraan/hari, disertai hambatan samping tinggi (370,6
kejadian/jam) yang menurunkan kecepatan arus bebas. Kinerja jalan mengalami
degradasi kritis dengan Level of Service (LOS) melorot dari B ke F. Meskipun
pelebaran jalan dari tipe 2/2-TT (8 meter) menjadi 4/2-T (12 meter dengan median
1,8 meter) meningkatkan kapasitas teknis, intervensi ini tidak mampu mengimbangi
lonjakan bangkitan perjalanan akibat perubahan tata guna lahan. Temuan ini
menegaskan bahwa solusi infrastruktur tunggal bersifat parsial dalam mengatasi
kompleksitas masalah transportasi perkotaan. Integrasi kebijakan tata guna lahan,
manajemen lalu lintas adaptif, dan pengendalian intensitas pengembangan kawasan
menjadi prasyarat untuk mewujudkan sistem transportasi berkelanjutan dan
menjaga aksesibilitas mobilitas masyarakat.