Abstract:
Latar belakang: Malaria merupakan penyakit infeksi yang masih menjadi
permasalahan kesehatan masyarakat, khususnya di daerah tropis seperti Indonesia.
Anak-anak yang tinggal di wilayah endemis malaria sangat rentan mengalami
gangguan pertumbuhan, termasuk stunting. Salah satu indikator gangguan
pertumbuhan adalah tinggi badan yang tidak sesuai usia. Infeksi malaria berulang
diketahui dapat mengganggu proses pertumbuhan linear anak melalui berbagai
mekanisme seperti peradangan kronis, anemia, dan malabsorpsi nutrisi. Tujuan:
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan antara status infeksi malaria
dengan tinggi badan pada anak-anak di daerah endemis malaria di Kecamatan
Kualuh Leidong. Metode: Penelitian ini menggunakan desain analitik
observasional dengan pendekatan case-control. Jumlah responden sebanyak 134
anak yang terbagi secara seimbang menjadi dua kelompok: anak yang pernah
terinfeksi malaria dan yang tidak. Data tinggi badan dikategorikan berdasarkan
standar WHO ke dalam tiga kelompok: normal, pendek, dan sangat pendek.
Analisis bivariat dilakukan menggunakan uji Chi-Square dengan tingkat
signifikansi 5%. Hasil: Sebagian besar anak yang tidak terinfeksi malaria
memiliki tinggi badan normal (95,5%), sedangkan anak yang pernah terinfeksi
malaria didominasi oleh kelompok pendek (31,3%) dan sangat pendek (50,7%).
Hasil uji Chi-Square menunjukkan adanya hubungan yang sangat signifikan antara
status infeksi malaria dan tinggi badan anak (p < 0,001). Kesimpulan: Infeksi
malaria berpengaruh signifikan terhadap tinggi badan anak di wilayah endemis.
Anak yang terinfeksi malaria cenderung mengalami stunting. Penelitian ini
menunjukkan pentingnya intervensi gizi dan pencegahan malaria secara simultan
untuk mencegah gangguan pertumbuhan anak.