| dc.description.abstract |
Penelitian ini menganalisis dampak konversi simpang tak bersinyal menjadi
bersinyal terhadap kinerja lalu lintas di Simpang Jalan Sumarsono, Medan, akibat
pertumbuhan
volume
kendaraan
dan
kemacetan
jam
puncak.
Metode (Methods): Data primer (geometrik jalan, arus lalu lintas, hambatan
samping) dan sekunder (pertumbuhan kendaraan, tata guna lahan) dikumpulkan.
Kinerja simpang dianalisis menggunakan Pedoman Kapasitas Jalan Indonesia
(PKJI) 2023 dengan parameter kapasitas (C), derajat kejenuhan (DJ), tundaan, dan
peluang antrian. Pada simpang tak bersinyal, kapasitas bervariasi (930–1.291
smp/jam) dengan DJ 0.54–1.26 (DJ > 0.85 pada hari kerja, menunjukkan kondisi
jenuh). Tundaan mencapai 66,05 det/smp dan peluang antrian 65,13%. Setelah
konversi ke simpang bersinyal 2 fase, kapasitas meningkat signifikan dan DJ turun
di bawah 0,85, memenuhi standar kinerja optimal. Konversi simpang efektif
meningkatkan kapasitas, menurunkan DJ, tundaan, dan antrian. Pemasangan Alat
Pemberi Isyarat Lalu Lintas (APILL) dengan fase teroptimasi menjadi solusi
berkelanjutan untuk mengurangi kemacetan dan mendukung pertumbuhan lalu
lintas 5 tahun ke depan. |
en_US |