Abstract:
Latar Belakang: Luka pascaoperasi merupakan kerusakan jaringan yang memerlukan
proses penyembuhan melalui fase inflamasi, proliferasi, dan remodelling. Kebiasaan
merokok diketahui menghambat mekanisme fisiologis tersebut melalui vasokonstriksi akibat
nikotin, hipoksia jaringan oleh karbon monoksida, serta peningkatan stres oksidatif yang
memperlambat regenerasi seluler. Dampak ini berimplikasi pada meningkatnya risiko
keterlambatan penyembuhan dan komplikasi luka pascaoperasi.
Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kebiasaan merokok terhadap
proses penyembuhan luka pascaoperasi di RSU Haji Medan.
Metode: Penelitian menggunakan desain kuantitatif analitik dengan pendekatan cross
sectional study. Populasi adalah seluruh pasien pascaoperasi di RSU Haji Medan tahun
2024, dengan teknik total sampling sebanyak 37 responden yang memenuhi kriteria inklusi.
Variabel independen adalah kebiasaan merokok yang diklasifikasikan menjadi perokok
ringan, sedang, dan berat, sedangkan variabel dependen adalah penyembuhan luka fase
inflamasi. Data diperoleh melalui kuesioner dan lembar observasi, kemudian dianalisis
menggunakan uji Chi-square.
Hasil: Mayoritas responden merupakan perokok sedang (40,5%), diikuti perokok ringan
(32,4%) dan perokok berat (27,0%). Sebanyak 54,1% pasien mengalami penyembuhan luka
baik, sedangkan 45,9% kurang baik. Analisis bivariat menunjukkan adanya hubungan
bermakna antara kebiasaan merokok dengan proses penyembuhan luka (p=0,047), serta
dengan lama penyembuhan luka (p=0,036). Pasien perokok berat memiliki proporsi tertinggi
dalam kategori penyembuhan kurang baik dan durasi penyembuhan lebih lama (31–60 hari).
Kesimpulan: Kebiasaan merokok berpengaruh signifikan terhadap keterlambatan
penyembuhan luka pascaoperasi. Intensitas merokok yang lebih tinggi berkorelasi dengan
meningkatnya risiko penyembuhan luka yang terhambat dan waktu pemulihan yang lebih
lama. Diperlukan edukasi medis, konseling berhenti merokok, serta intervensi perioperatif
untuk meminimalkan komplikasi pada pasien perokok yang menjalani tindakan operasi.