Abstract:
Pembangunan wilayah berbasis integrasi komoditas pertanian dan sosial
budaya dapat meningkatkan kesejahteraan petani dan masyarakat. Kabupaten
Karo di Sumatera Utara telah membuktikan hal ini melalui pengembangan Usaha
Mikro Obat Tradisional (UMOT) berbasis komoditas hortikultura, yang
berkontribusi positif terhadap pertumbuhan ekonomi daerah. Sebaliknya,
Kabupaten Asahan, meskipun memiliki potensi tanaman obat seperti mengkudu
(Morinda citrifolia), menunjukkan pertumbuhan UMOT yang rendah dalam lima
tahun terakhir. Mengkudu di Kabupaten Asahan mengalami peningkatan produksi
dari tahun 2019 hingga 2022, menunjukkan peluang besar untuk pengembangan
UMOT. Tanaman ini kaya akan metabolit sekunder seperti flavonoid, glikosida,
fenol, alkaloid, dan triterpenoid yang terbukti efektif untuk pencegahan dan
pengobatan penyakit kronis seperti tuberkulosis dan diabetes, dua penyakit
dengan prevalensi tinggi di Kabupaten Asahan. Potensi pengembangan UMOT di
Asahan didukung oleh beberapa faktor, seperti kondisi geografis yang mendukung
budidaya tanaman obat, ekonomi lokal berbasis agraris, populasi tenaga kerja
yang besar, pertumbuhan ekonomi yang positif, dan ketersediaan bahan baku
mengkudu. Produk turunan mengkudu, seperti jus, kapsul, teh herbal, dan minyak
esensial, berpotensi menjadi solusi kesehatan alternatif sekaligus mendorong
diversifikasi ekonomi, peningkatan kesejahteraan, dan pengembangan ekonomi
lokal di Kabupaten Asahan. Dengan pendekatan yang terencana dan berbasis
potensi lokal, pengembangan UMOT berbahan baku mengkudu di Kabupaten
Asahan dapat menjadi model baru dalam mengoptimalkan sumber daya daerah
sekaligus meningkatkan taraf hidup masyarakat.