Abstract:
Pendahuluan: Staphylococcus aureus adalah bakteri gram positif yang
menyebabkan berbagai macam penyakit klinis. Infeksi yang disebabkan oleh
patogen ini umum terjadi baik di lingkungan masyarakat maupun di rumah sakit. Pengobatan infeksi ini menjadi tantangan karena resistensi antibiotik yang
dihasilkan oleh bakteri tersebut. Di sisi lain, biji kakao yang mengandung
polifenol, flavonoid, alkaloid, saponin, dan tanin, memiliki potensi sebagai
antibakteri. Penelitian ini bertujuan untuk menilai efektivitas ekstrak biji kakao
sebagai alternatif antibakteri terhadap Staphylococcus aureus. Metode:
Penelitian menggunakan true experimental design dengan rancangan post-test
only control group design. Penelitian ini menguji pengaruh ekstra1k biji kakao
dengan konsentrasi 25%, 50%, 75%, dan 100% terha1da1p pertumbuhan bakteri
Staphylococcus aureus serta1 2 kelompok kontrol (kontrol positif menggunakan
antibiotik vankomisin dan kontrol negatif menggunakan aquadest). Proses
pembua1ta1n ekstra1k biji ka1ka1o meliba1tka1n ma1sera1si denga1n eta1nol 97%, diikuti dengan penguapan untuk mendapatkan ekstrak kental. Uji antibakteri dila1kuka1n dengan menggunakan cakram antibiotik yang dicelupkan ke dalam ekstrak biji kakao dan pengukuran diameter zona hambat. Hasil: Penelitian ini menunjukkan
bahwa ekstrak biji kakao (Theobroma cacao) memiliki aktivitas antibakteri yang bervariasi tergantung pada konsentrasi yang digunakan. Semakin tinggi
konsentrasi ekstrak biji kakao, semakin besar diameter zona hambat yang
terbentuk. Kesimpulan: Terdapat efek penghambatan ekstrak biji kakao terhadap
pertumbuhan Staphylococcus aureus secara in vitro.