Abstract:
Gempa bumi mengakibakan terjadinya getaran struktur gedung di atasnya yang
memberikan efek perpindahan lateral pada gedung tersebut, dimana semakin
gedung tersebut semakin besar perpindahan lateral yang terjadi. Perpindahan lateral
ini dapat menyebabkan deformasi struktur dan bahkan keruntuhan gedung. Salah
satu metode untuk memperbesar kekakuan struktur tersebut adalah dengan
menggunakan sistem lateral bresing. Perancangan sistem lateral bresing pada
gedung bertingkat yang berkembang pada saat ini penentuan letak dan bentuk dari
sistem lateral bresing ditentukan oleh intuisi atau pengalaman dari perancang ahli.
Kelemahan metode tersebut adalah penempatan sistem lateral bresing yang belum
efektif disebabkan tidak meninjau penempatan sistem lateral bracing yang optimal.
Penelitian yang dilakukan pada tugas akhir ini untuk mencari konfigurasi sistem
lateral bresing yang optimal pada gedung perkantoran 10 lantai dengan
menggunakan metode optimasi topologi diskrit dan struktur baja pada balok dan
kolom. Proses optimasi topologi mencari konfigurasi sistem lateral bresing yang
optimal dan efektif dengan mengeliminasi elemen yang tidak efektif serta menjaga
simpangan maksimum dengan batasan yang telah ditentukan. Ada 2 pengujian yang
dilakukan pertama perbandingan sistem lateral bresing optimasi topologi diskrit
dengan sistem lateral bresing konvesional dimana sistem lateral bresing optimasi
topologi diskrit lebih optimal dan efektif, kedua perbandingan optimasi topologi
diskrit dengan jumlah dan penempatan berbeda. Hasil pengujian optimasi topologi
model 1 dan model 2 dimana model 2 lebih optimal disebabkan memiliki jumlah
kemungkinan elemen dan penempatan lebih banyak dimana rasio panjang sistem
lateral bresing dan rasio simpangan maksimum model 1 terhadap model 2 dengan
perbandingan pada arah x, 1,9 kali lebih panjang dan sebesar 0,9 lebih kecil dan
pada arah y, 1,3 kali lebih panjang dan sebesar 0,7 lebih kecil.