dc.description.abstract |
Indonesia merupakan negara kepulauan yang berada di pertemuan tiga lempeng
tektonik. Terutama di kota-kota pusat pemerintahan seperti Bandung, Yogyakarta,
dan Banda Aceh, yang terletak berdekatan dengan patahan aktif, sehingga risiko
bencana dan gempa bumi menjadi sangat signifikan. Penelitian ini bertujuan untuk
mengevaluasi kondisi dan nilai rasio simpangan sisa pada struktur baja pemikul
momen khusus (SRPMK) dengan menggunakan model bangunan yang memiliki 4
dan 8 tingkat. Metode yang diterapkan ialah metode kuantitatif komparatif yang
menggunakan data primer dari hasil metode analisis nonlinear. Penelitian dimulai
dengan menentukan pemodelan awal struktur yang aman dengan analisis linier.
Kemudian, melalui analisis nonlinier melibatkan perangkat lunak seperti, PEER
NGA, SEISMOSIGNAL, MATLAB, dan OpenSees. Luaran hasil perangkat lunak
OpenSees diterapkan kedalam metode IDA (Incremental Dynamic Analysis).
Penelitian ini mengkaji bagaimana simpangan sisa pada lantai dasar struktur
tersebut merespons terhadap berbagai jenis gerakan tanah yang dihasilkan oleh
gempa. Hasil analisis menunjukkan bahwa struktur dengan 4 tingkat cenderung
lebih rentan terhadap keruntuhan dibandingkan dengan struktur 8 tingkat ketika
terkena beban gempa. Khususnya, struktur 4 tingkat menunjukkan nilai rasio
simpangan sisa terbesar, yakni 9,83 m pada kondisi Collapse Prevention akibat
gempa pulse. Sebaliknya, struktur 8 tingkat mencatat nilai rasio simpangan sisa
sebesar 7,87 m pada kondisi Collapse Prevention ketika terpapar gempa nopulse.
Temuan ini menegaskan pentingnya pemilihan dan perancangan model struktur
yang tepat dalam merancang bangunan tahan gempa, agar kerusakan struktural dan
non-struktural bangunan dapat diminimalkan. Penelitian ini memberikan wawasan
insinyur struktur untuk mengoptimalkan desain bangunan agar lebih resisten
terhadap efek seismik, serta mendukung implementasi strategi mitigasi yang lebih
efektif di daerah-daerah yang berisiko gempa tinggi |
en_US |