Abstract:
Tujuan Penelitian: 1) mengetahui peningkatan pemahaman konsep siswa kelas
VIII-1 SMP Swasta Budisatrya Medan setelah penerapan model pembelajaran
berbasis masalah, 2) mendeskripsikan kadar aktivitas aktif siswa kelas VIII-1
SMP Swasta Budisatrya Medan dalam pelaksanaan model pembelajaran berbasis
masalah. Penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK), di SMP Swasta
Budisatrya Medan Kabupaten Medan Provinsi Sumatera utara. Subjek penelitian
adalah siswa kelas VIII-1 tahun pelajaran 2020/2021 yang terdiri dari 17 orang
laki-laki dan 22 orang perempuan. Objek penelitian adalah; 1) objek yang
mencerminkan proses yaitu tindakan penerapan model pembelajaran berbasis
masalah beserta perangkat-perangkatnya antara lain RPP, bahan ajar, LAS, lembar
observasi; 2) objek yang mencerminkan produk yaitu kemampuan siswa dalam
memahami konsep matematika dan komunikasi matematik. Data-data penelitian
diperoleh dari skenario pembelajaran, lembar observasi siswa dan guru, tes
kemampuan pemahaman konsep dan tes kemampuan komunikasi matematik.
Hasil validasi terhadap perangkat dan intrumen dalam kategori baik dan hasil uji
coba intrumen tes menunjukan tes memiliki valid, reliabilitas sangat tinggi dan
tingkat kesukaran sedang serta daya pembeda kategori baik. Penelitian terdiri 2
siklus dan tes diberikan pada setiap akhir siklus. Hasil tindakan siklus I dan siklus
II adalah: 1) hasil tes pemahaman konsep matematika siklus I nilai rata-rata
adalah 54,4 dan secara klasikal kategori “baik” 45,7%. pada siklus II nilai ratarata
adalah
71,14
dan
secara
klasikal
kategori
“baik”
82,87%;
2)
hasil
evaluasi
tes
komunikasi
matematik siklus I nilai rata-rata adalah 45,4 secara klasikal siswa
kategori “baik” 40%, pada siklus II nilai rata-rata adalah 62,7 secara klasikal
kategori “baik” 82,84%; 3) hasil observasi aktivitas siswa pada siklus I terdapat 3
dari 9 kategori aktivitas aktif siswa memenuhi batas toleransi waktu, siklus II
semua kategori pengamatan telah berada apada batas toleransi waktu; 4) hasil
observasi kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran siklus I rata-rata 3,5
dengan kategori “cukup baik”, siklus II berkategori “cukup baik” nilai rata-rata
4,4. Kesimpulan penelitian: 1) penerapan model pembelajaran berbasis masalah
dapat meningkatkan pemahaman konsep matematika siswa; 2) penerapan model
pembelajaran berbasis masalah dapat meningkatakan komunikasi matematik
siswa; 3) penerapan model pembelajaran berbasis masalah dapat meningkatkan
aktivitas aktif siswa; 4) penerapan model pembelajaran berbasis masalah dapat
meningkatkan kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran. maka peneliti
menyarankan: 1) model pembelajaran berbasis masalah dapat menjadi alternatif di
kelas yang dapat meningkatkan pemahaman konsep matematika dan komunikasi
matematik siswa serta aktivitas belajar siswa; 2) perangkat pembelajaran,
intrumen dalam penelitian ini dapat dijadikan referensi bagi guru; 3) Bagi peneliti
selanjutnya diharapkan dapat mengadaptasi langkah-langkah yang ada dalam
penelitian ini dan memperbaiki kekurangan-kekurangan dalam penelitian ini.