Please use this identifier to cite or link to this item: http://repository.umsu.ac.id/handle/123456789/20415
Full metadata record
DC FieldValueLanguage
dc.contributor.authorBRAMANTYO, FAUZI-
dc.date.accessioned2023-02-28T02:04:15Z-
dc.date.available2023-02-28T02:04:15Z-
dc.date.issued2023-02-08-
dc.identifier.urihttp://repository.umsu.ac.id/handle/123456789/20415-
dc.description.abstractGangguan yang terjadi pada saluran transmisi salah satunya disebabkan oleh sambaran petir. Ketika terjadi sambaran petir pada saluran transmisi maka akan metimbulkan kenaikan tegangan serta menimbulkan tegangan lebih, yang kemudian akan merambat ke ujung jaringan dan akhirnya akan mencapai gardu induk, dimana pada Gardu Induk terdapat peralatan yang sensitif terhadap tegangan lebih yaitu transformator. Agar tegangan lebih ini tidak merusak transformator, maka sebelum terminal transformator dipasang arrester untuk memotong tegangan lebih yang terjadi, agar tegangan yang diteruskan tidak merusak isolasi transformator. Pada penelitian ini performa arrester akan dibandingkan menggunakan dua jenis pemodelan yaitu IEEE, dan Karbalaye. Arrester akan dimodelkan dan disimulasikan menggunakan software Analyis Transient Program (ATP). Pemodelan dan simulasi sistem dilakukan dengan kondisi sambaran ke kawat tanah menara transmisi sebelum dan sesudah pemasangan arrester. Arrester dipasang dilokasi sebelum menara terakhir dan setelah menara terakhir, dekat dengan transformator daya. Hasil yang diperoleh yaitu, tegangan Maksimum pada sistem terjadi ketika sistem diijeksikan arus petir IEC 100 kA dengan kondisi sistem belum terpasang Arrester, tegangan puncak yang terjadi pada masing masing fasa berturut-turut, Fasa A, Fasa B dan Fasa C sebesar 3.649 kV, 2.836 KV, dan 3.473 kV, dan Tegangan Minimum yang terjadi pada sistem saat arus petir IEC 20 kA diinjeksikan kedalam sistem yang sudah terpasang Arrester, dan Arrester dipasang setelah menara terakhir dekat dengan transformator daya, serta Arrester dimodelkan dengan pemodelan IEEE, nilai tegangan puncak yang timbul pada Fasa A, Fasa B dan Fasa C berturut – turut sebesar 191 kV, 175 kV dan 175 kV. Setelah dilakukan pemodelan dan simulasi terbukti bahwa ketika sistem sudah dipasang arrester terjadi penurunan nilai puncak tegangan pada tiap fasa, dan lokasi pemasangan arrester yang paling sesuai untuk proteksi sistem tegangan tinggi dari tegangan lebih adalah setelah menara terakhir dekat dengan transformator daya.en_US
dc.subjectTransformatoren_US
dc.subjectPemodelan Arresteren_US
dc.subjectTegangan Lebihen_US
dc.subjectATP (Analysis Transien Program)en_US
dc.titlePEMODELAN PERLINDUNGAN SAMBARAN PETIR PADA TRANSFORMATOR DAYA DI GARDU INDUK TEGANGAN TINGGIen_US
dc.typeThesisen_US
Appears in Collections:Masters in Electrical Engineering

Files in This Item:
File Description SizeFormat 
TESIS FAUZI BRAMANTYO 1920080009.pdf4.33 MBAdobe PDFView/Open


Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.