Abstract:
Ketika terjadi luka, tubuh memiliki mekanisme untuk mengembalikan komponen-komponen jaringan yang rusak dengan membentuk struktur baru dan fungsional. Secara luas pengobatan pertama luka yang sering digunakan oleh masyarakat adalah antiseptik. Antiseptik merupakan zat yang digunakan untuk menghambat pertumbuhan atau membunuh mikroorganisme yang hidup di permukaan tubuh. Antiseptik yang paling sering digunakan adalah povidone iodine yang berupa kompleks kimia dari polyvinyl pyrrolidone dan elemen iodine. Namun povidone masih memiliki beberapa efek samping dalam penggunaannya. Kurma (Phoenix dactylifera) merupakan buah yang sudah sangat akrab dengan kehidupan masyarakat, terutama bagi kaum muslim. Kurma mengandung senyawa antioksidan yaitu senyawa fenolik seperti flavonoid. Flavonoid adalah zat fenolik terhidroksilasi dan diketahui disintesis oleh tanaman sebagai respons terhadap mikroba. Oleh karena itu buah kurma maupun produk olahannya dapat dijadikan antiseptik alami. Tujuan: Untuk membandingkan efektifitas perawatan luka menggunakan sari kurma dengan povidone iodine pada mencit dalam mempercepat proses penyembuhan luka sayat. Metode: Penelitian ini menggunakan metode eksperimen yaitu rancangan post test with control group design untuk membandingkan efektivitas penyembuhan luka dengan menggunakan sari kurma dan povidone iodine terhadap proses penyembuhan luka sayat pada mencit. Hasil: Rata- rata kecepatan penyembuhan luka sayat, sari kurma yaitu 6,56 hari diikuti dengan povidone iodine 10,56 sementara kontrol 11,67 hari. Kesimpulan: Sari kurma lebih efektif menyembuhkan luka sayat dibandingkan povidone iodine.