dc.description.abstract |
Pada saat ini kebutuhan akan gedung bertingkat baik untuk perkantoran, tempat
perbelanjaan maupun untuk tempat hunian (apartemen) di Indonesia terus
meningkat dikarenakan oleh perekonomian Indonesia yang terus tumbuh dan
berkembang. Indonesia merupakan negara dengan sebagian besar wilayahnya
memiliki tingkat kerawanan yang tinggi terhadap gempa bumi. Sistem outrigger
merupakan salah satu sistem penahan beban lateral yang mampu menahan gaya
lateral untuk bangunan bertingkat tinggi. Pada tugas akhir ini direncanakan
beberapa model gedung dengan Sistem Rangka Pemikul Momen Khusus
(SRPMK) dan sistem ganda, SRPMK dengan outrigger dan belt-truss. Modelmodel tersebut merupakan struktur gedung beraturan yang memiliki ketinggian
yang sama, yaitu 53 meter dan akan ditinjau terhadap beban gempa dan beban
angin berdasarkan SNI 1727;2013 untuk melihat perbandingan simpangan,
perioda getar, dan gaya geser dasar. Analisis beban gempa yang digunakan adalah
analisis respon spektrum berdasarkan SNI 1726;2012. Berdasarkan hasil dari
ketiga model yang telah dianalisis, beban angin tidak memberikan efek yang kuat
pada bangunan struktur dengan ketinggian 53 meter (15 lantai) dibandingkan
beban gempa, hal ini dikarenakan beban gempa dipengaruhi oleh massa struktur.
Sistem outrigger dan belt-truss dapat memperkecil simpangan dan gaya geser.
Namun sistem ini, tidak efektif pada bangunan gedung bertingkat 15, karena dapat
ditinjau dari efektifitas biaya. |
en_US |