dc.description.abstract |
Kebutuhan akan bangunan tahan gempa merupakan sebuah hal yang harus
terpenuhi, khususnya untuk daerah-daerah dengan tingkat kerawanan gempa tinggi
seperti di Indonesia. Berdasarkan pengalaman yang telah terjadi, keruntuhan
bangunan akibat bencana gempa bumi menelan korban jiwa dalam jumlah yang
cukup besar. Pada saat terjadi gempa, ada kecurigaan ketika elemen kolom atau
balok mengalami sendi plastis. Hal ini menyebabkan lantai mengalami torsi karena
sudah tidak sesuai lagi kekuatannya dan kekakuannya. Hipotesa ini dipakai sebagai
permasalahan penelitian ini dan tujuan dari penelitian ini untuk membuktikan
hipotesa ini dengan motode pushover dan respon riwayat waktu linier. Dalam
analisis yang dilakukan, torsi lantai yang ditunjukkan model bangunan pada analisis
pushover dan analisis respon riwayat waktu berdasarkan beban gempa (SNI
1726:2012). Hasil analisis pushover dan analisis respon riwayat waktu yang telah
menunjukkan bahwa gedung mengalami torsi pada lantai dengan nilai pushover
maksimum pada titik leleh awal dengan R1 sebesar 7.79 x 10-3 m dan pada titik
leleh puncak dengan R1 sebesar 8.29 x 10-3 m dan nilai respon riwayat waktu
maksimum pada tahap pertama dengan melemahkan batang 1 baris di kolom bawah
sebesar 0.83 x 10-3 m dan pada tahap kedua dengan melemahkan batang di kolom
bawah secara acak sebesar 0.33 x 10-3 m. |
en_US |