dc.description.abstract |
Gempa bumi merupakan fenomena alam yang disebabkan oleh adanya pelepasan
energi regangan elastis batuan pada litosfir. Semakin besar energi yang dilepas
semakin kuat gempa yang terjadi khususnya Indonesia yang merupakan wilayah
rawan gempa, sehingga bangunan bertingkat dapat mengalami kehancuran baik
dalam kategori ringan, kecil, sedang, parah bahkan hancur total. Dalam penelitian
ini, penulis akan membandingkan ketiga faktor R yaitu, SRPMK, SRPMM, dan
SRPMB pada daerah Kota Banda Aceh dengan jenis tanah lunak, Kota Palembang
dengan jenis tanak keras dan tanah batuan sebagai tahap perencanaan (desain)
untuk ketiga model dan sebagai tahap evaluasi digunakan daerah Kota Banda
Aceh dengan jenis tanah lunak dengan membandingkan ketiga faktor R untuk
ketiga model terhadap 10 rekaman gempa yang mengandung fling untuk melihat
peluang keruntuhan yang terjadi pada struktur gedung. Struktur gedung yang
direncanakan adalah gedung beraturan dengan dimensi penampang yang berbeda.
Model 1 memiliki tinggi 18,5 m (5 lantai), model 2 memiliki tinggi 36 m (10
lantai), dan model 3 memiliki tinggi 53,5 m (15 lantai). Analisa yang digunakan
adalah Respon Spektrum sebagai tahap desain dengan alat bantu software
SAP2000 versi 15 dan Nonlinear Time History sebagai tahap evaluasi dengan alat
bantu software RUAUMOKO2D versi 04. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
struktur dengan faktor R = 8 (SRPMK) pada model 3 akan mengalami peluang
kehancuran yang direncanakan pada RSA (T1) yang tidak terlalu besar, hal ini
disebabkan bangunan memiliki perioda yang terbesar. |
en_US |