dc.description.abstract |
ndonesia merupakan kawasan dengan intensitas kegempaan yang cukup tinggi,
khusus untuk daerah Sumatera Barat, letak geografisnya terletak di zona subduksi
dan zona transformasi yang akan sering menimbulkan gempa bumi. Akibat gempa
bumi akan menyebabkan kerusakan pada struktur bangunan bahkan ada yang
mengalami keruntuhan total. Dengan perkembangan teknologi dibidang teknik
sipil, bangunan dikembangkan suatu pendekatan desain alternatif yaitu bukan
dengan memperkuat struktur bangunan tetapi dengan mereduksi gaya gempa yang
bekerja pada bangunan dengan menambah sistim struktur yaitu seismic isolation
sebagai kontrol pasif dari struktur. Struktur gedung 4 lantai yang direncanakan
menggunakan profil baja untuk kolom dan balok. Analisis struktur bangunan
dilakukan dengan menggunakan software analisis struktur. Tugas akhir ini
bertujuan untuk mengetahui dan membandingkan respon struktur bangunan yang
menggunakan teknologi isolasi dasar dan perletakan jepit. Parameter yang ditinjau
yaitu periode alami (T), gaya geser (V), dan simpangan (δ). Analisis yang dipakai
adalah analisis statik ekivalen, analisis respon spektrum dan analisis beban
dorong. Terdapat 2 model yang menjadi bahan perbandingan, yaitu struktur
bangunan perletakan jepit dan isolasi dasar. Struktur perletakan jepit mempunyai
nilai simpangan arah x sebesar 2.235 cm, arah y sebesar 1.869 cm dan struktur
isolasi dasar arah x sebesar 5.604 cm, arah y sebesar 4.299 cm dengan
perpindahan didasar arah x 3.087 cm dan arah y 2.084 cm. Penggunan isolasi
dasar lebih baik dalam mengalami keruntuhan dari pada perletakan jepit |
en_US |