Abstract:
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis prediksi
kebangkrutan pada perusahaan-perusahaan telekomunikasi yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia (BEI) jika diukur dengan metode Grover.
Pendekatan penelitian ini adalah pendekatan deskriptif. Populasi dalam
penelitian ini adalah perusahaan-perusahaan telekomunikasi yang terdaftar di BEI
yang berjumlah lima perusahaan. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini
adalah purposive sampling, sehingga terpilihlah empat perusahaan yang dijadikan
sampel. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah teknik
dokumentasi. Teknik analisis data dalam penelitian ini adalah deskriptif, dengan
menggunakan metode Grover untuk memprediksi kebangkrutan. Adapun rumus
metode Grover yaitu: 1,650X1 + 3,404X3 – 0,016ROA + 0,057. Dengan
menggunakan tiga rasio keuangan, antara lain: Working Capital to Total Assets
(X1), Earning Before Interest and Tax (X3), dan Return On Assets (ROA).
Metode Grover mengkategorikan perusahaan dalam keadaan bangkrut dengan GScore sama atau kurang dari -0,02 (G ≤ -0,02). G-Score untuk perusahaan yang
tidak bangkrut sama atau lebih dari 0,01 (G ≥ 0,01). Perusahaan dengan G-Score
di antara batas atas dan batas bawah berada pada grey area.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa perusahaan yang tidak pernah memiliki
G-Score kategori bangkrut adalah PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM),
sedangkan perusahaan yang pernah memiliki G-Score kategori bangkrut adalah
PT Indosat Tbk (ISAT) tahun 2013 s/d 2016, PT Smartfren Telecom Tbk (FREN)
tahun 2012 s/d 2016, dan PT XL Axiata Tbk (EXCL) tahun 2015 s/d 2016. Serta
terjadi peningkatan perusahaan yang diprediksi akan mengalami kebangkrutan.