dc.description.abstract |
Film merupakan salah satu media yang sangat berpengaruh di masyarakat
lewat film masyarakat dapat melihat realitas yang sedang berkembang. Bagi
pembuat film, film dapat dijadikan penyampaian pesan moral maupun sosial.
Akan tetapi, umumnya sebuah film dapat mencakup berbagai pesan, baik itu
pesan pendidikan, hiburan dan informasi. Pesan dalam film adalah menggunakan
mekanisme lambang-lambang yang ada pada pikiran manusia berupa isi pesan,
suara, perkataan, percakapan dan sebagainya. Penelitian ini menggambarkan
bagaimana kasus bullying yang terdapat dalam film Sajen karya Haqi Ahmad. Di
Indonesia sudah banyak sekali kasusu bullying yang terjadi dalam pendidikan dari
mulai tingkat SD sampai dengan SMA. Jenis penelitian yang digunakan adalah
deskriptif kualitatif dan menggunakan metode semiotika Charles Sanders Pierce
yang melihat ikon, indeks, dan symbol. Teknik pengumpulan data melalui
observasi atau pengamatan secara menyeluruh pada objek penelitian yaitu dengan
menonton film untuk mendapatkan unsur tanda yang menggambarkan kasus
bullying. Film Sajen merupakan film yang menceritakan seorang siswi bernama
Alanda ingin menghapuskan kasus bullying yang terjadi disekolahnya, tetapi ia
malah menjadi korban. Hasil penelitian menunjukkan kasus bullying dari berbagai
aspek dan sudut pandang, seperti ejekan, kekerasan, paksaan, dan tekanan.
Berdasarkan hasil penelitian, kesimpulan yang dapat diambil adalah
penggambaran bullying dalam film dapat dilihat dari 23 scene yang kebanyakan
berisikan ejekan, cacian dan kekerasan. Dalam film ini, korban bullying kurang
mendapatkan perhatian dari pihak sekolah. Pihak sekolah malah menjadi salah
paham dan membuat korban semakin tertekan. Pihak sekolah seharusnya lebih
bersikap adil terhadap kasus bullying yang terjadi |
en_US |