Abstract:
Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis tingkat inflasi, CAR, dan ROA pada
PT. Bank Syariah Mandiri periode 2013-2017. Dan untuk mengetahui bagaimana peran
inflasi dan CAR terhadap ROA. Terjadinya penurunan laba bersih setelah pajak secara
ekstrim khususnya di tahun 2014 namun pada tahun yang sama total aktiva meningkat
dibanding tahun sebelumnya. Hal ini berdampak kurang baik bagi perusahaan terutama
ditinjau dari aspek rasio labanya yang dalam hal ini adalah rasio ROA, dan tingginya
inflasi pada tahun 2014 namun pada laba setelah pajak menurun drastis.
Hasil penelitian membuktikan bahwa nilai rata-rata pada inflasi yaitu 5,42% tetapi
pada tahun 2017 mengalami kenaikan dari tahun sebelumnya menjadi 3,81%. Hal ini
menunjukkan bahwa nilai inflasi masih dikatakan baik.
Nilai CAR yang dimiliki perusahaan mengalami naik turun dan dikatakan sangat
sehat karena berada diatas kriteria penilaian kesehatan bank berada diatas 12% dan bank
telah menunjukkan kontribusinya dengan berada diatas rata-rata industry. Secara berturutturut nilai CAR dari tahun 2013 sampai dengan tahun 2017 adalah 14,10%, 14,12%,
12,85%, 14,01%, dan 15,89%. Hal ini menunjukkan bahwa bank mampu menyerap
kerugian yang timbul dengan kerugian yang dimiliki.
Nilai ROA yang dimiliki pada Bank Syariah Mandiri secara berturut dari tahun
2013 sampai dengan 2017 adalah 1,02%, -0,06%, 0,41%,0,41%, dan 0,42%. Nilai ROA
dikatakan sehat karena berada diatas kriteria penilaian kesehatan bank yaitu sebesar 1,5%.
Ini berarti bank mampu mencapai profitabilitas setiap tahunnya yang menunjukkan bank
mampu melakukan perputaran terhadap asetnya.