Abstract:
Pendahuluan: Kesulitan tidur (insomnia) dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti stres, kecemasan, dan faktor gizi seperti anemia defisiensi besi. Anemia defisiensi besi (ADB) merupakan salah satu masalah kesehatan gizi yang banyak dijumpai terutama di negara berkembang seperti Indonesia. Defisiensi besi diduga mempengaruhi peningkatan serotonin pada vesikel sinaps dimana serotonin berperan penting dalam proses tidur. Serotonin meningkat saat terjaga, arousal, dan berkurang saat REM sleep. Jadi akibat adanya penurunan uptake serotonin menyebabkan penumpukan serotonin pada post sinaps sehingga orang jadi terjaga terus dan tidak bisa tidur dalam proses tidur. Metode: Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif analitik dengan desain cross sectional. Subjek pada penelitian ini adalah kelompok vegetarian di Maha Vihara Maitreya Medan pada bulan Januari 2018 yang berjumlah 30 orang. Teknik penelitian ini menggunakan total sampling dan analisa data menggunakan uji fisher. Hasil: Hasil dari 30 sampel dijumpai subjek paling banyak adalah perempuan sebanyak 21 orang (70%), yang mengalami anemia defisiensi besi sebanyak 5 orang (16,7%), dan yang mengalami simtom insomnia sebanyak 9 orang (30%). Hasil uji fisher dapat disimpulkan bahwa tidak ada hubungan antara anemia defisiensi besi dengan simtom insomnia (nilai p=0,622). Kesimpulan: Tidak terdapat hubungan antara anemia defisiensi besi dengan kejadian simtom insomnia pada kelompok vegetarian di kota Medan.