Abstract:
Latar Belakang : Pityrosporum ovale adalah jamur yang menginfeksi kulit yang dapat menyebabkan ketombe. Daun sirih merah (Piper crocatum) kandungan zat- zat yang dapat menghambat pertumbuhan fungi pada ketombe. Selenium sulfide 2% sangat efektif dalam menghambat pertumbuhan Pityrosporum ovale. Tujuan : Penelitian ini untuk mengetahui daya hambat dan efektivitas ekstrak daun sirih merah Dengan selenium sulfide 2% dalam mengahambat pertumbuhan Pityrosporum ovale secara in vitro. Metodologi : Penelitian ini menggunakan metode eksperimental. Teknik yang digunakan dalam mengukur aktivitas anti jamur adalah metode difusi cakram dengan melihat zona bening yang terbentuk sekitar cakram. Hasil penelitian : Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak daun sirih merah (Piper crocatum) dengan konsentrasi 50%, 25%, 12,5%, dan 6,25% menghasilkan rata-rata diameter zona bening masing-masing yaitu 12,61 mm, 9,59 mm, 7,43 mm, dan 4,90 mm. Sedangkan diameter zona bening selenium sulfide 2% yaitu 24,05 mm dan pada sabouraud dextrosa agar tidak diperoleh zona bening. Kesimpulan : adanya perbedaan daya hambat dan efektivitas ekstrak daun sirih merah (Piper crocatum) dengan selenium sulfide 2%. Selenium sulfide memiliki zoba hambat tertinggi dibandingkan ekstrak daun sirih merah konsentrasi 50% sehingga selenium sulfide 2% memiliki efektivitas yang baik dalam menghambat Pityrosporum ovale