Please use this identifier to cite or link to this item: http://repository.umsu.ac.id/handle/123456789/30033
Full metadata record
DC FieldValueLanguage
dc.contributor.authorBANU, SHERA-
dc.date.accessioned2025-12-08T04:01:57Z-
dc.date.available2025-12-08T04:01:57Z-
dc.date.issued2025-11-18-
dc.identifier.urihttp://repository.umsu.ac.id/handle/123456789/30033-
dc.description.abstractPenelitian ini dilatarbelakangi oleh banyaknya kasus perselisihan kewarisan yang terjadi di masyarakat, termasuk kasus penguasaan sepihak harta warisan pada keluarga almarhum Ummar bin Abdul Rahman dan Hamidah binti Abdul Azis. Dalam kasus tersebut, salah satu ahli waris menguasai sebagian besar harta tanpa persetujuan ahli waris lain, sehingga memicu ketegangan dan mengganggu keharmonisan hubungan keluarga. Fenomena ini menunjukkan perlunya pemahaman yang baik mengenai ketentuan faraid dalam Al-Qur’an dan hadis agar hak dan kewajiban setiap ahli waris dapat dipenuhi secara adil sesuai syariat Islam. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis hak dan kewajiban ahli waris, mengevaluasi dampak hukum dari penguasaan sepihak oleh salah satu ahli waris, serta merumuskan mekanisme penyelesaian konflik melalui jalur litigasi dan non-litigasi. Penelitian menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode studi kasus dan hukum normatif, dengan pengumpulan data melalui studi pustaka, analisis dokumen hukum, serta observasi terhadap kasus dalam keluarga tersebut. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hak ahli waris meliputi penerimaan bagian sesuai ketentuan syariat, hak menolak warisan, dan hak mengajukan penetapan waris, sedangkan kewajibannya mencakup pelunasan utang pewaris, pelaksanaan wasiat dalam batas sepertiga, dan pengelolaan harta secara amanah sebelum pembagian dilakukan. Penguasaan sepihak atas harta warisan dikategorikan sebagai ghasab yang menimbulkan kewajiban pengembalian hak sekaligus berdampak sosial dan moral. Penyelesaian konflik dianjurkan melalui musyawarah, mediasi, atau keterlibatan tokoh agama untuk menjaga ukhuwah, sedangkan jalur litigasi melalui pengadilan agama menjadi langkah terakhir. Dengan demikian, mekanisme litigasi dan non-litigasi saling melengkapi dalam menegakkan keadilan, melindungi hak ahli waris, serta memastikan pembagian harta sesuai syariat Islam.en_US
dc.subjectHukum Waris Islamen_US
dc.subjectPenguasaan Sepihaken_US
dc.subjectPenyelesaian Sengketaen_US
dc.titleTINJAUAN YURIDIS TERHADAP PENGUASAAN HARTA WARISAN OLEH SALAH SATU AHLI WARIS DALAM PERSPEKTIF HUKUM WARIS ISLAMen_US
dc.typeThesisen_US
Appears in Collections:Master of Notary

Files in This Item:
File Description SizeFormat 
TESIS SHERA BANU 2320020028.pdf3.6 MBAdobe PDFView/Open


Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.