Abstract:
Latar Belakang: Parasetamol memiliki potensi hepatotoksisitas yang signifikan.
hepatoprotektor adalah suatu perlindungan untuk organ hati dari kerusakan yang
memungkinkan terganggunya fungsi hati seperti pada keadaan hepatotoksik akibat
dari obat-obatan. Diperlukan suatu zat aktif yang mengandung antioksidan untuk
dapat menekan hepatotoksik, Ekstrak buah andaliman (Zanthoxylum
acanthopodium) dan madu sidr. Tujuan penelitian: Untuk mengetahui
bagaimana efektivitas ekstrak buah andaliman (Zanthoxylum acanthopodium) dan
madu sidr sebagai hepatoprotektor melalui pengukuran kadar ureum dan kreatinin
yang diinduksi parasetamol pada tikus putih (Rattus norvegicus) jantan. Metode:
Penelitian ini menggunakan metode eksperimental dengan desain post-test only.
Sebanyak 35 ekor tikus jantan dibagi menjadi lima kelompok: kontrol negatif,
kontrol positif, kelompok perlakuan dengan ekstrak andaliman (450 mg/kgBB),
madu sidr (1 g/kgBB), serta kombinasi keduanya. Perlakuan diberikan selama 28
hari, dengan induksi parasetamol (2g/kgBB) pada hari terakhir. Pengukuran kadar
SGOT dan SGPT dilakukan untuk menilai efek hepatoprotektif. Hasil: Terdapat
pengaruh pemberian parasetamol dosis tunggal 2 g/KgBB pada fungsi hati tikus
ditandai dengan peningkatan kadar SGOT dan penurunan SGPT pada kelompok
Kontrol Positif. Hasil uji Kruskal-Wallis menunjukkan adanya perbedaan
signifikan pada kadar SGOT dan SGPT antar kelompok (p<0,05). Hasil Uji
Mann-Whitney U kadar SGOT menunjukkan bahwa andaliman dan kombinasinya
dengan madu sidr efektif melindungi hati dari kerusakan akibat parasetamol.
Kesimpulan: Pemberian parasetamol dosis toksik menyebabkan penurunan
fungsi hati tikus. Kombinasi andaliman dan madu sidr memiliki efektivitas
hepatoprotektor yang lebih baik dalam menurunkan SGOT dibandingkan madu
sidr atau andaliman.